ChairilAnwar adalah salah satu penyair terkemuka Indonesia yang lahir di Medan, Sumatera Utara pada 26 Juli 1922 dan meninggal di Jakarta pada 28 April 1949. Telah banyak karya yang dihasilkan Chairil Anwar, salah satunya karya yang berbentuk puisi.Nama Chairil Anwar mulai dikenal dalam dunia sastra setelah pemuatan puisinya yang berjudul Nisan pada tahun 1942 saat beliau masih berumur 20 tahun.
Pengertian puisi Puisi sebagai salah satu jenis sastra yang merupakan pernyataan sastra yang paling utama. Segala unsur seni kesastraan mengental dalam puisi. Oleh karena itu, puisi dari dulu hingga sekarang merupakan pernyataan seni sastra yang paling diminati oleh kalangan sastrawan-sastrawan. Membaca puisi merupakan sebuah kenikmatan seni yang istimewa. Oleh karena itu, dari dulu hingga sekarang puisi selalu diciptakan orang dan selalu dibaca, pembacaan puisi diiringi dengan irama dan gerakan-gerakan untuk lebih merasakan kenikmatan seninya dan nilai kejiwaannya yang tinggi. Dari dulu hingga sekarang, puisi digemari oleh semua lapisan masyarakat. Karena kemajuan masyarakat dari waktu ke waktu selalu meningkat, maka corak, sifat, dan bentuk puisi pun selalu berubah, mengikuti perkembangan selera, konsep estetika yang selalu berubah, dan kemajuan intelektual yang selalu meningkat. Karena itu, pada waktu sekarang ujud puisi semakin komleks dan semakin terasa sukar sehingga lebih menyukarkan pemahamannya. Begitu juga halnya corak dan ujud puisi indonesia moderen. Lebih-lebih hal ini disebabkan oleh hakekat puisi yang merupakan inti pernyataan yang padat itu Rachmat Djoko Pradopo, 1987. Puisi sebagai salah satu karya seni sastra dapat dikaji dari bermacam-macam aspeknya. Puisi dapat dikaji struktur dan unsur-unsurnya, mengingat bahwa puisi itu adalah struktur yang tersusun dari bermacam-macam unsur dan sarana-sarana kepuitisan. Dapat pula puisi dikaji jenis-jenis atau ragam-ragamnya, mengingat bahwa ada beragam-ragam puisi. Begitu juga, puisi dapat dikaji dari sedut kesejarahannya, mengingat bahwa sepanjang sejarahnya, dari waktu ke waktu puisi selalu ditulis dan selalu dibaca orang. Sepanjang zaman puisi mengalami perubahan, perkembangan Teeuw, 198012. Puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan secara berangsur-angsur evolusi selera dan perubahan konsep estetikanya Riffaterre,1978. Menurut para ahli puisi itu adalah Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Carlyle berkata puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal berkenaan dengan musik atau bunyi-bunyian. Wordsworth puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif. Auden mengemukakan puisi adalah pernyataan perasaan yang bercampur baur. Dunton berpendapat bahwa puisi itu merupakan pemikiran manusia secara kongret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detikyangpaling indah dalam hidup kita. Yang dikutip oleh Rachmat Djoko Prodopo dalam bukunya Pengkajian Puisi, 2009 6. Di samping itu, seseorang tidak akan dapat memahami puisi secara sepenuhnya tanpa mengetahui dan menyadari bahwa puisi itu karya yang mengandung seni dan keindahan, puisi juga memiliki makna tersendiri yang mempunyai arti, bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna. Oleh sebab itu, sebelum mengkaji aspek-aspek yang lain, perlu terlebih dahulu puisi dikaji sebagai struktur yang bermakna dan bernilai seni dan keindahan. Meskipun sampai saat ini orang tidak dapat memberikan ketentuan dan batas arti setepatnya apakah puisi itu, namun yang memahaminya perlu ketahui perkiraan sekitar pengertian puisi. Secara gerakan orang dapat mengerti apakah puisi berdasarkan konvensi wujud puisi, namun sepanjang sejarahnya wujud puisi selalu berudah seperti yang dikemukakan Riffaterre di atas. Analisis Atrata Norma Puisi sajak merupakan sebuah susunan yang komleks, maka untuk memahaminya perlu dianalisi sehingga dapat diketahui bagian-bagian serta jalinannya secara nyata Wellek dan Warren, 1968 140. Karya sastra itu tak hanya merupakan satu sistem norma. Masing-masingnorma menimbulkan lapis norma di bawahnya Rene wellek 1968151. Seorang Filsafat Polandia, di dalam bukunya Das Diterarische Kunstwerk 1931 ia menganalisis norma-norma itu sebagai berikut. Lapisan norma pertama adalah lapis bunyi/ suara Sound Stratum. Bila seseorang membaca puisi, maka yang terdengar itu adalah rangkaian bunyi yang dibatasi jeda pendek, agak panjang, dan panjang. Lapis bunyi itu menjadi dasar timbulnya lapis kedua, yaitu lapis arti. Lapis arti units of meaning berupa rangkaian fonem, suku kata, frase, dan kalimat. Semuanya itu merupakan satuan-satuan arti. Yang dikemukakan oleh Rachmat Djoko Pradopo dalam bukunya Pengajian Puisi, 2009 14 dan 15. Untuk lebih menjelaskan analisis strata norma tersebut maka dianalisis Puisi sajak Chairil Anwar Selamat Tinggal. SELAMAT TINGGAL Goresan PenaChairil AnwarAku berkaca Ini muka penuh Luka Siapa punya? Kudengar seru menderu ..... dalam hatiku? ..... Apa hanya angin lalu? Lagu lain pula Menggelepar tengah malam buta Ah.................. ?? Segala menebal, segala mengental Segala takku kenal ................ !! Selamat tinggal ................! !Kumpulan Puisi Chairil Anwar Deru Campur Debu, Cetakan kedelapan, 20105 Dari Sisi Lapis Suara Sajak tersebut berupa satuan-satua suara suara suku kata, kata, dan berangkai merupakan seluruh bunyi suarasajak itu suara frase dan suara kaliamat. Jadi, lapis bunyi dalam sajak itu iyalah semua satuan bunyi yang berdasarkan konvensi bahasa tertentu, disini bahasa indonesia. Hanya saja, dalam puisi membicarakan lapis bunyi haruslah ditujukan pada bunyi-bunyi atau pola bunyi yang bersifat “istimewa” atau khusus, yaitu yang dipergunakan untuk mendapatkan efek puitis atau nilai seni Rachmat Djoko Pradopo, 200916 Misalnya dalam bait pertama baris pertama ada asonansi peluang bunyi vokal pada deretan kata u dan a; aku berkaca’. Di baris ke dua ada aliterasi a yang berulang-ulang.... muka.... luka, siapa punya. Begitu juga dalam baris keempat ada asonansi u seru-menderu’, baris kelima dan keenam dijumpai kata hatiku-lalu’ yang asonansinya u. Dan pola sajak akhiran bait ke-1, 2, 3, dan 4 yang bersajak aaa, karena di dalam puisi Chairil Anwar yang berjudul “Selamat Tinggal” ini setiap bait memiliki tiga baris. Setiap si pengarang ingin bertanya, memerintah meninggikan atau menaikan suatu nada bunyi, banyak sekali memberikan tanda baca titk., tanda seru!, dan tanda tanya? yang berlebihan. Contoh Bait kedua baris kedua; ..... dalam hatiku? ....., Bait ketiga baris ketiga; Ah.................. ??, Bait keempat baris kedua; Segala tak kukenal ................ !!, dan Bait keempat baris ketiga; Selamat tinggal ................ !!. Banyak dijumpai tanda-tanda baca yang berlebihan. Dari Sisi Lapis Arti Satuan terkecil berupa fonem. Satuan fonem berupa suku kata dan kata. Kata bergabung menjadi kelompok kata, kalimat, alinea, bait, bab, dan seluruh cerita. Itu semua satuan arti Rachmat Djoko Pradopo, 200917. Dalam bait pertama, Aku berkaca’ berarti; Si penulis, menyadari dia harus mengoreksi diri, bahwa manusia itu memiliki kekurangan dan kelebihan, menulis mencari dimana letak kekurangannya; berteladan kepada; berkacalah kepada orang tua agar bersikap bijaksana. Pepatah mengatakan jangan bercermin kaca air yang keruh’, maksudnya adalah jangan meniru perbuatan orang yang buruk. Ini muka penuh luka siapa punya?’Si penulis bertanya-tanya muka siapa yang luka, maksud luka disini iyalah muka yang penuh dosa, seorang yang menderita, Kekurangan-kekurangan pribadi atau keburukan-keburukan. Dalam bait kedua,Kudengar seru menderu..... dalam hatiku? .....Apa hanya angin lalu?’. Si penulis bertanya-tanya di dalam hati,berita yang didengardi telinganya sepintas laluapakah benar atau hanya sepintas angin lalu saja. Dalam bait ketiga, Lagu lain pula Menggelepar tengah malam buta’ Si penulis menjadi pusing/ bingung mengdengar lagu tingkah laku atau suara-suara lain di waktu tengah malam butalarut malam apakah benar-benar berita itu terjadi. Tapi, Si penulis Pusing yang mana ingin didengarnya, apakah bisikan dalam hatinya, bisikan anging lalu yang melintas di telinganya atau lagu lain pula yang didengar di waktu tengah malam. Lalu Si penulis mengambil keputusan, Si penulis berteriak, Ah..................??. walaupun pikirannya masih bertannya-tanya. Dalam bait keempat,’Segala menebal, segala mengentalSegala takku kenal ................ !!’. Si penulis bulat mengambil keputusan tegas bahwa yang dia pikirkan “segala menebal”, maksud menebal adalah kasar dan tidak berbelas kasian. “segala mengental”, maksud mengental adalah membeku, padat, keras hati Si penulis. “Segala takku kenal................!!”. Si penulis sudah tidak memperdulikan lagi. Bahwa dia percaya apa yang ada di dalam hati kecilnya bahwa Si penulis tidak menghiraukannya takku kenal. Maka Si penulis benar-benar tekat bahwa dia meninggalkan berita atau ucapan orang lain yang bisa merugikannya. Maka Si penulis mengakhiri puisinya dengan kata “Selamat tinggal ................! !”, maksud selamat tinggal disini Si penulis percaya diri, harus sabar dan tenang mengambil keputusan suatu masalah. Harus berpikir-pikir terlebih dahulu. Di dalam gurindam dua belas pasal kesebelas bait keempat karangan Raja Ali Haji bin Tengku Haji Ahmad mengatakan “hendak marah dulukan hujah”. Maksudnya adalah orang yang suka marah darahnya selalu naik akibatnya hilang akal sehat, perbuatan jelekpun muncul. Dalam bait ini diisyaratkan untuk mendidik karakter, supaya karakter marah jangan dipelihara. Marah harus tepat sasaran. Marah adalah perbuatan tidak terpuji. Yang dikemukakanolehProf. Dr. H. Maswardi Muhammad Amin, M. Pd, dalambukunyaPendidikan karakter anak bangsa, 2011 192. Jadi, sangat tepatlah Si penulis mengambil keputusan bahwa dia ingin meninggalkan, meninggalkan bukan berarti tidak menerima kenyataan, tidak bertanggujawab, atau lari dalam permasalahan. Tetapi, Si penulis tidak mau marah melihat kenyatan, tidak tau dengan siapa si penulis ingin menghujah. Maka dari itu Si penulis mengatakan “Selamat tinggal ................! !”. NAMA INDRA KELAS MATA KULIAHSANGGAR BAHASA DOSEN PEMBIMBING Drs. Suhardi, M. Pd
Karenapuisi bersifat memiliki bahasa yang padat maka pemilihan kata yang sesuai dan mengandung makna harus dilakukan. Pemiilihan kata dilakukan dengan mempertimbangkan irama, nada, dan estetika (keindahan bahasa). Imaji: Imaji atau yang lebih kerap disebut denganimajinasi merupakan unsur yang melibatkan penggunaan indra manusia, seperti imaji
Semasa hidupnya, Chairil Anwar telah banyak menulis puisi. Karya puisi Chairil Anwar tersebut telah melegenda dan menjadi inspirasi para penyair setelahnya. Artikel ini akan menjelaskan 25 puisi karya Chairil Anwar yang populer, inspiratif, dan bermakna. Selain itu, tentu saja dilengkapi dengan penjelasan makna setiap puisinya. Yuk, simak selengkapnya sekarang! Daftar ISI25 Puisi Chairil Anwar Beserta Penjelasan Maknanya1. Puisi Aku2. Puisi Penghidupan3. Puisi Sia-Sia 4. Puisi Di Mesjid5. Puisi Sendiri6. Puisi Chairil Anwar Tak Sepadan 7. Puisi Suara Malam8. Puisi Selamat Tinggal9. Puisi Ajakan10. Puisi yang Terampas dan yang Terputus11. Puisi Chairil Anwar Lagu Biasa 12. Puisi Dendam13. Puisi Taman 14. Puisi Sajak Putih15. Puisi Doa16. Puisi Cintaku Jauh di Pulau 17. Puisi Kesabaran18. Puisi Nisan 19. Puisi Chairil Anwar Kawanku dan Aku 20. Puisi Hukum21. Puisi Cerita 22. Puisi Rumahku 23. Puisi Merdeka24. Puisi Pelarian25. Puisi Prajurit Jaga MalamMana Puisi Karya Chairil Anwar Favoritmu? 25 Puisi Chairil Anwar Beserta Penjelasan Maknanya Berikut 25 puisi karya Chairil Anwar beserta penjelasan makna atau arti setiap puisinya, yaitu 1. Puisi Aku Kalau sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi. Penjelasan Puisi yang berjudul Aku ini adalah salah satu puisi Chairil Anwar yang legendaris dan populer di kalangan masyarakat Indonesia, tidak hanya bagi para penikmat karya sastra. Puisi tersebut mengandung tema perjuangan. Si Aku Lirik mengibaratkan dirinya sebagai “binatang jalang”. Binatang jalang dimaknai sebagai orang yang keras serta tidak mudah dikekang apalagi diperintah. Selanjutnya, pada larik “dari kumpulannya terbuang” menjelaskan bahwa Si Aku menganggap dirinya berbeda dan terbuang atau tidak diakui kehadirannya. Meski demikian, Si Aku tetap berjuang dan tidak peduli dengan pendapat orang lain mengenai dirinya. Si Aku mengatakan, dia akan terus berjuang walau mengalami penderitaan dalam prosesnya. 2. Puisi Penghidupan Penghidupan Lautan maha dalam Mukul dentur selama Nguji tenaga pematang kita Mukul dentur selama Hingga hancur remuk redam Kurnia Bahagia Kecil setumpuk Sia-sia dilindung, sia-sia dipupuk Penjelasan Puisi yang berjudul Penghidupan menggambarkan bahwa kehidupan yang dialami oleh manusia itu lebih dari cukup. Maksudnya, segala sesuatu yang manusia butuhkan sudah tersedia. Hal ini termuat dalam larik “lautan maha dalam”. Namun, ternyata kondisi itu tidak lantas membuat manusia bahagia. Selalu muncul “dentur” yang bisa dimaknai sebagai tiruan bunyi letusan kecil. Dalam hal ini, bunyi letusan kecil itu bisa berupa sifat iri, serakah, sombong, dan lain sebagainya. Penyakit hati tersebut telah merusak kebahagian yang sebenarnya bisa dirasakan oleh manusia, yaitu bisa dilihat dalam larik “Hingga hancur remuk redam Kurnia Bahagia”. Namun rupanya, kesombongan dan keserakahan tersebut hanya membawa malapetaka. Harta, jabatan, dan kekuasaan misalnya, yang manusia lindungi mati-matian ternyata tidak memberikan banyak kebahagiaan. Hanya sia-sia belaka. 3. Puisi Sia-Sia Penghabisan kali itu kau datang Membawaku karangan kembang Mawar merah dan melati putih Darah dan suci Kau tebarkan depanku Serta pandang yang memastikan Untukmu. Sudah itu kita sama termangu Saling bertanya Apakah ini? Cinta? Keduanya tak mengerti. Sehari itu kita bersama. Tak hampir-menghampiri. Ah! Hatiku yang tak mau memberi Mampus kau dikoyak-koyak sepi. Penjelasan Selain puisi Chairil Anwar berjudul Aku yang melegenda, larik dalam puisi Sia-Sia juga cukup populer, yaitu “Mampus kau dikoyak-koyak sepi”. Kutipan tersebut sering digunakan untuk mengejek para jomblo yang kesepian. Ya, jika diamati puisi dengan judul Sia-Sia tersebut memiliki tema cinta. Puisi tersebut menggambarkan dua orang yang saling ragu dan tidak yakin atas apa yang dilakukannya. Apakah itu berdasarkan rasa cinta atau perasaan lainnya? Pada awal puisi disebutkan bahwa keduanya sedang bersama menghabiskan hari itu. “Kau” membawa banyak hal seperti karangan kembang mawar merah dan melati putih. Apa yang si Kau bawa tersebut bisa dimaknai sebagai bentuk keutuhan cinta yang diberikan kepada si Aku. Namun ternyata, meski keduanya bersama seharian, mereka tetap ragu apakah itu cinta atau bukan. Rupanya, walau bersama tidak ada rasa cinta yang tumbuh. Oleh karena itu, si Kau tidak pernah menemui si Aku lagi. Sehingga, si Aku merasa kesepian seperti yang tertulis pada larik terakhir. 4. Puisi Di Mesjid Kuseru saja Dia Sehingga datang juga Kami pun bermuka-muka. Seterusnya ia bernyala-nyala dalam dada. Segala daya memadamkannya Bersimbah peluh diri yang tak bisa diperkuda Ini ruang Gelanggang kami berperang. Binasa-membinasa Satu menista lain gila Penjelasan Puisi yang berjudul Di Mesjid mengandung tema religiusitas. Secara singkat, puisi tersebut menceritakan sebuah upaya untuk beribadah dan berdoa kepada Tuhan, walaupun banyak gangguan dan berbagai halangan yang menghalanginya. Kata “Dia” dalam puisi tersebut memiliki arti Tuhan. Si Aku terus berdoa dan menumpahkan segala keluh kesah serta permohonannya. Kemudian, ia merasakan kehadiran Tuhan. Selain itu, Tuhan dengan belas kasih mengabulkan doa-doanya. Sehingga, ia yakin bahwa Tuhan memiliki rasa kasih sayang yang tidak terbatas. Di samping itu, ia juga percaya kalau rasa sayang Tuhan itulah yang senantiasa menolongnya. 5. Puisi Sendiri Hidupnya tambah sepi, tambah hampa Malam apa lagi Ia memekik ngeri Dicekik kesunyian kamarnya Ia membenci. Dirinya dari segala Yang minta perempuan untuk kawannya Bahaya dari tiap sudut. Mendekat juga Dalam ketakutan-menanti ia menyebut satu nama Terkejut ia terduduk. Siapa memanggil itu? Ah! Lemah lesu ia tersedu Ibu! Ibu! Penjelasan Puisi Chairil Anwar yang berjudul Sendiri tersebut mengisahkan sosok yang merasa kesepian karena hidup seorang diri. Kondisi tersebut terjadi karena kesalahannya sendiri di masa lalu. Akibatnya, ia menua dengan penuh kesepian. Dalam masa-masa sepi dan kesedihan tersebut, ia merindukan sosok Ibu. Namun, ia hanya bisa membenci dirinya sendiri. Nah, dalam kesakitannya ia terus memanggil sosok ibu yang dirindukan tersebut. Tetapi, ibu yang ia rindukan tidak datang. 6. Puisi Chairil Anwar Tak Sepadan Aku kira, Beginilah nanti jadinya Kau kawin, beranak dan berbahagia Sedang aku mengembara serupa Ahasvéros. Dikutuk sumpahi Eros Aku merangkaki dinding buta Tak satu juga pintu terbuka. Jadi baik juga kita padami Unggunan api ini Karena kau tidak kan apa apa Aku terpanggang tinggal rangka. Penjelasan Puisi dengan judul Tak Sepadan mengandung tema tentang cinta. Dari judulnya saja, sudah menggambarkan bahwa ada situasi dimana hanya pihak satu yang bahagia. Sedangkan, pihak yang lain merasa tidak seberuntung pihak tersebut. Kisah yang diceritakan dalam puisi tersebut sangat mengenaskan. Si Aku terus menderita karena cintanya bertepuk sebelah tangan. Orang yang dicintai Si Aku tersebut telah menikah dan memiliki anak serta hidup bahagia. Sementara itu, Si Aku terus mengembara layaknya Ahasveros. Menurut beberapa sumber, Ahasveros adalah seorang Yahudi dalam cerita Injil yang dikutuk oleh Tuhan menjadi pengembara karena menolak Yesus datang ke rumahnya. Dengan mengumpamakan dirinya sebagai Ahasveros, Si Aku menganggap dirinya terus berkelana dan mengembara mencari cinta sejatinya. Tetapi, pengembaraan tersebut tidak pernah berakhir. Larik yang berbunyi “Dikutuk sumpahi Eros” menggambarkan bahwa dia layaknya Ahasveros, tetapi bukan dikutuk oleh Tuhan, melainkan Eros yang merupakan dewa cinta. Oleh karena itu, dia tidak kunjung bertemu dengan kekasih sejatinya. Setelah sadar situasi yang menimpanya, Si Aku memilih untuk menyudahi rasa cintanya kepada seseorang yang sudah menikah tersebut. Hal ini termuat dalam kutipan “Jadi baik juga kita padami. Unggunan api ini”. Unggunan api bisa dimaknai sebagai cintanya kepada sang gadis yang membara. Nah, Si Aku tahu betul bahwa situasi tersebut tidak sepadan. Ia menderita, sedangkan si gadis berbahagia bersama keluarganya. 7. Puisi Suara Malam Dunia badai dan topan Manusia mengingatkan “Kebakaran di Hutan”* Jadi ke mana Untuk damai dan reda? Mati. Barang kali ini diam kaku saja Dengan ketenangan selama bersatu Mengatasi suka dan duka Kekebalan terhadap debu dan nafsu. Berbaring tak sadar Seperti kapal pecah di dasar lautan Jemu dipukul ombak besar. Atau ini. Peleburan dalam Tiada Dan sekali akan menghadap cahaya. Ya Allah! Badanku terbakar – segala samar. Aku sudah melewati batas. Kembali? Pintu tertutup dengan keras. Penjelasan Puisi berjudul Suara Malam menggambarkan seseorang yang ingin kembali ke jalan yang benar, tetapi sudah tidak ada kesempatan. Jalan yang benar maksudnya adalah menaati perintah Tuhan dan meninggalkan segala sesuatu yang dilarangnya. Ia baru menyadari perbuatan dosanya karena telah memperoleh akibatnya. Sehingga, ia ingin bertobat, tetapi sudah tidak ada harapan lagi. 8. Puisi Selamat Tinggal Ini muka penuh luka Siapa punya? Kudengar seru menderu Dalam hatiku Apa hanya angin lalu? Lagi lain pula Menggelepar tengah malam buta Ah..!!! Segala menebal, segala mengental Segala tak kukenal..!!! Selamat tinggal…!! Penjelasan Puisi Chairil Anwar Selamat Tinggal menggambarkan seseorang yang ingin pergi. Sebelum memutuskan pergi, ia sempat menimbang-nimbang segala sesuatu yang dipikirkannya. Namun, pertanyaan tersebut tetap menjadi pertanyaan. Ia merasa bahwa segala sesuatu yang ada tidak dikenalnya. Sehingga, ia memutuskan untuk segera pergi. 9. Puisi Ajakan Ida Menembus sudah caya Udara tebal kabut Kaca hitam lumut Pecah pencar sekarang Di ruang legah lapang Mari ria lagi Tujuh belas tahun kembali Bersepeda sama gandengan Kita jalani ini jalan Ria bahagia Tak acuh apa-apa Gembira girang Biar hujan datang Kita mandi-basahkan diri Tahu pasti sebentar kering lagi. Penjelasan Puisi di atas menggambarkan seseorang yang ingin mengenang masa-masa romantisnya. Ia mengajak kekasihnya yang bernama Ida untuk kembali ke masa saat mereka berusia 17 tahun yang sedang penuh cinta. 10. Puisi yang Terampas dan yang Terputus Kelam dan angin lalu mempesiang diriku, Menggigil juga ruang di mana dia yang kuingin, Malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu Di Karet, di Karet daerahku sampai juga deru dingin Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang Dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu; Tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku Penjelasan Puisi di atas mengandung tema cinta. Si Aku merasa kesepian tanpa kehadiran kekasihnya. Kemudian dia memilih untuk menunggunya di kamar, barangkali kekasihnya kembali. Sebab, banyak hal yang ingin ia ceritakan. Tetapi, dia tetap kesepian dan semua yang hal yang ingin disampaikan kepada kekasihnya berlalu begitu saja. 11. Puisi Chairil Anwar Lagu Biasa Di teras rumah makan kami kini berhadapan Baru berkenalan. Cuma berpandangan Sungguhpun samudra jiwa sudah selam berselam Masih saja berpandangan Dalam lakon pertama Orkes meningkah dengan “Carmen” pula. Ia mengerling. Ia ketawa Dan rumput kering terus menyala Ia berkata. Suaranya nyaring tinggi Darahku terhenti berlari Ketika orkes memulai “Ave Maria” Kuseret ia ke sana. Penjelasan Puisi Chairil Anwar berjudul Lagu Biasa menggambarkan kisahnya saat berkenalan dengan seseorang. Berdasarkan situasi yang dilukiskan di atas, seperti berhadapan, berpandangan, dan tertawa. Seolah keduanya saling tertarik satu sama lain. 12. Puisi Dendam Berdiri tersentak Dari mimpi aku bengis dielak Aku tegak Bulan bersinar sedikit tak nampak Tangan meraba ke bawah bantalku Keris berkarat kugenggam di hulu Bulan bersinar sedikit tak nampak Aku mencari Mendadak mati ku hendak berbekas di jari Aku mencari Diri tercerai dari hati Bulan bersinar sedikit tak tampak. Penjelasan Puisi di atas menggambarkan pembalasan dendam Si Aku. Ia menggunakan keris berkarat sebagai bentuk waspada. Situasi yang dilukiskan adalah suasana yang suram, seperti termuat dalam larik “Bulan bersinar sedikit tak tampak”. 13. Puisi Taman Taman punya kita berdua Tak lebar luas, kecil saja Satu tak kehilangan lain dalamnya. Bagi kau dan aku cukuplah Taman kembangnya tak berpuluh warna Padang rumputnya tak berbanding permadani Halus lembut dipijak kaki. Bagi kita bukan halangan. Karena Dalam taman punya berdua Kau kembang, aku kumbang Aku kumbang, kau kembang. Kecil, penuh surya taman kita Tempat merenggut dari dunia dan nusia. Penjelasan Puisi Chairil Anwar di atas mengandung tema cinta. Pasangan tersebut tidak masalah dengan taman yang sempit, karena mereka bisa bersama. Sehingga, taman yang berukuran kecil tersebut seperti penuh “surya” dalam artian kebahagiaan. 14. Puisi Sajak Putih Bersandar pada tari warna pelangi Kau depanku bertudung sutra senja Di hitam matamu kembang mawar dan melati Harum rambutmu mengalun bergelut senda Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba Meriak muka air kolam jiwa Dan dalam dadaku memerdu lagu Menarik menari seluruh aku Hidup dari hidupku, pintu terbuka Selama matamu bagiku menengadah Selama kau darah mengalir dari luka Antara kita Mati datang tidak membelah. Penjelasan Puisi di atas menggambarkan cinta yang suci. Bahkan, puisi tersebut menyebutkan tidak ada yang bisa memisahkan keduanya kecuali maut. Sehingga, sudah jelas bahwa puisi berjudul Sajak Putih tersebut mengandung tema cinta. 15. Puisi Doa Kepada pemeluk teguh Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut nama-Mu Biar susah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh Caya-Mu panas suci Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk Tuhanku Aku mengembara di negeri asing Tuhanku Di Pintu-Mu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling. Penjelasan Puisi Chairil Anwar dengan judul Doa tersebut jelas memiliki tema ketuhanan. Si Aku berdoa dan terus mengingat perintahNya saat berada di negeri asing. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak bisa berpaling terhadap kebaikan dan kasih sayang Tuhan kepadanya. 16. Puisi Cintaku Jauh di Pulau Cintaku jauh di pulau, Gadis manis, sekarang iseng sendiri Perahu melancar, bulan memancar, Di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar. Angin membantu, laut tenang, tapi terasa Aku tidak akan sampai padanya. Di air yang tenang, di angin mendayu, Di perasaan penghabisan segala melaju Ajal bertakhta, sambil berkata “Tujukan perahu ke pangkuanku saja.” Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh! Perahu yang bersama kan merapuh! Mengapa ajal memanggil dulu Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?! Manisku jauh di pulau, Kalau kumati, dia mati iseng sendiri. Penjelasan Sudah jelas puisi di atas mengandung tema cinta yang menggambarkan kekasihnya berada di seberang pulau. Dalam bahasa gaul, kita sering menyebutnya sebagai LDR. Namun sayangnya, penantiannya tersebut sia-sia, karena kekasihnya meninggal lebih dulu. 17. Puisi Kesabaran Aku tak bisa tidur Orang ngomong, anjing nggonggong Dunia jauh mengabur Kelam mendinding batu Dihantam suara bertalu-talu Di sebelahnya api dan abu Aku hendak berbicara Suaraku hilang, tenaga terbang Sudah! Tidak jadi apa-apa! Ini dunia enggan disapa, ambil peduli Keras membeku air kali Dan hidup bukan hidup lagi Kuulangi yang dulu kembali Sambil bertutup telinga, berpicing mata Menunggu reda yang mesti tiba Penjelasan Puisi Chairil Anwar di atas menggambarkan bahwa kehidupan memang harus dihadapi dengan sabar. Setiap saat selalu ada orang yang menyebalkan. Oleh karena itu, dia memilih “sambil bertutup telinga” dan “menunggu reda yang mesti tiba”, yang maksudnya adalah menunggu dengan penuh kesabaran. 18. Puisi Nisan Untuk nenekanda, Bukan kematian benar menusuk kalbu Keridhaanmu menerima segala tiba Tak kutahu setinggi itu atas debu Dan duka maha tuan bertahta. Penjelasan Puisi Nisan mengandung tema kesedihan. Si Aku kehilangan sosok nenek yang dicintainya. Sebenarnya, bukan kematian yang membuatnya teramat sedih, tetapi keridhoan dan keikhlasan sang nenek menerima hidupnya itulah yang membuatnya berduka, sebab ia merasa kagum. 19. Puisi Chairil Anwar Kawanku dan Aku Kepada Bohang, Kami jalan sama. Sudah larut Menembus kabut. Hujan mengucur badan. Berkakuan kapal-kapal di pelabuhan. Darahku mengental-pekat. Aku tumpat-pedat. Siapa berkata? Kawanku hanya rangka saja Karena dera mengelucak tenaga. Dia bertanya jam berapa! Sudah larut sekali Hingga hilang segala makna Dan gerak tak punya arti. Penjelasan Puisi di atas mengisahkan persahabatan yang saling membantu satu sama lain. Amanat yang ingin disampaikan dalam puisi tersebut adalah carilah teman sebanyak-banyaknya. 20. Puisi Hukum Saban sore ia lalu depan rumahku Dalam baju tebal abu-abu Seorang jerih memikul. Banyak menangkis pukul. Bungkuk jalannya – Lesu Pucat mukanya – Lesu Orang menyebut satu nama jaya Mengingat kerjanya dan jasa Melecut supaya terus ini padanya Tapi mereka memaling. Ia begitu kurang tenaga Pekik di angkasa Perwira muda Pagi ini menyinar lain masa Nanti, kau dinanti-dimengerti! Penjelasan Bisa dibilang puisi Hukum di atas memiliki tema kritik sosial. Pasalnya, penyair menggambarkan hukum sebagai petugas yang memaksakan prosedur dan norma-norma. Oleh karena itu, karena hukum yang diposisikan sebagai subjek tersebut, kemudian memunculkan kekerasan dan berbagai kepentingan politik yang mengatasnamakan hukum. 21. Puisi Cerita Kepada Darmawidjaja, Di pasar baru mereka Lalu mengada-menggaya. Mengikat sudah kesal Tak tahu apa dibuat Jiwa satu teman lucu Dalam hidup, dalam tuju. Gundul diselimuti tebal Sama segala berbuat-buat. Tapi kadang pula dapat Ini renggang terus terapat. Penjelasan Puisi di atas melukiskan seseorang yang sedang bercerita kepada Darmawidjaja. Dia menceritakan kejadian yang baru saja dilihatnya di pasar tersebut. Ia merasa kesal dengan yang dilihatnya, karena seseorang yang banyak gaya. 22. Puisi Rumahku Rumahku dari unggun-timbun sajak Kaca jernih dari luar segala nampak Kulari dari gedong lebar halaman Aku tersesat tak dapat jalan Kemah kudirikan ketika senjakala Di pagi terbang entah ke mana Rumahku dari unggun-timbun sajak Di sini aku berbini dan beranak Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang Aku tidak lagi meraih petang Biar berleleran kata manis madu Jika menagih yang satu. Penjelasan Puisi Chairil Anwar yang berjudul Rumahku tersebut menggambarkan dirinya yang ingin mencoba keluar dari kebiasaan, yaitu menulis puisi, tetapi tidak bisa. Rumah yang dimaksud dalam puisi di atas adalah sajak-sajak yang telah ia tulis. 23. Puisi Merdeka Aku mau bebas dari segala Merdeka Juga dari Ida Pernah Aku percaya pada sumpah dan cinta Menjadi sumsum dan darah Seharian kukunyah kumamah Sedang meradang Segala kurenggut Ikut bayang Tapi kini Hidupku terlalu tenang Selama tidak antara badai Kalah menang Ah! Jiwa yang menggapai-gapai Mengapa kalau beranjak dari sini Kucoba dalam mati. Penjelasan Puisi di atas menggambarkan sosok Chairil yang ingin merdeka. Arti merdeka dalam puisi tersebut bukan sekadar bebas dari penjajahan, tetapi juga mandiri serta tidak tergantung dengan orang lain. 24. Puisi Pelarian Pelarian I Tak tertahan lagi Remang miang sengketa di sini Dalam lari Dihempaskannya pintu keras tak berhingga. Hancur-luluh sepi seketika Dan paduan dua jiwa. II Dari kelam ke malam Tertawa-meringis malam menerimanya Ini batu baru tercampung dalam gelita “Mau apa? Rayu dan pelupa, Aku ada! Pilih saja! Bujuk dibeli? Atau sungai sunyi? Mari! Mari! Turut saja!” Tak kuasa …terengkam Ia dicengkam malam. Penjelasan Seperti judulnya, puisi Chairil Anwar di atas menggambarkan seseorang yang ingin lari dari situasi yang sedang dialaminya. Namun, kemudian ia mencoba menerimanya, meski tak kuasa dan merasa terdesak di cengkam malam. 25. Puisi Prajurit Jaga Malam Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu? Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, Bermata tajam Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya Kepastian Ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini Aku suka pada mereka yang berani hidup Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu… Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu! Penjelasan Puisi di atas menggambarkan sosok prajurit yang selalu bertugas menjalankan kewajibannya. Amanat puisi di atas adalah kita harus senantiasa rela berkorban demi menjaga keutuhan bangsa dan negara. Mana Puisi Karya Chairil Anwar Favoritmu? Itulah 25 puisi karya Chairil Anwar yang populer, inspiratif, dan bermakna disertai dengan penjelasannya. Dari puisi-puisi tersebut, mana nih yang menjadi favoritmu? Atau kamu tertarik untuk menulis puisi sendiri dan menjadi penyair terkenal seperti Chairil Anwar?
Langkahselanjutnya, mengubah puisi tersebut ke dalam bentuk prosa yang kata-kata di dalamnya sudah didominasi kata-kata atau kalimat-kalimat si pembuat parafrasa. Secara umum ada dua cara yang dapat dilakukan untuk memparafrasakan puisi, yaitu sebagai berikut. 1. Memparafrasakan puisi dengan menambahkan kata atau kalimat di antara baris puisi. 2.
Skip to content Kalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikel Home » Lifestyle » 30+ Puisi Chairil Anwar yang Terkenal dan Punya Makna Dalam Dibaca Normal 17 Menit 30+ Puisi Chairil Anwar yang Terkenal dan Punya Makna Dalam Chairil Anwar adalah salah satu sastrawan besar Indonesia. Bahkan, puisi-puisinya menjadi contoh di buku-buku pelajaran karena baitnya yang bagus. Yuk, simak artikel berikut sampai habis untuk mengetahui puisi karya Chairil Anwar! Summary Puisi-puisi Chairil banyak mengandung makna yang mendalam dan punya tema luas, mulai dari cinta hingga sahabat. Kumpulan puisi dari salah satu sastrawan besar Indonesia ini bisa jadi bahan bacaan menarik maupun pembelajaran bagi yang ingin membuat karya tulisan. Khazanah Bahasa dalam PuisiProfil Singkat Chairil AnwarKumpulan Puisi Karya Chairil Anwar1 Ajakan2 Aku Berkisah Antara Mereka3 Aku4 Bercerai5 Cerita6 Cintaku Jauh di Ujung Pulau7 Dalam Kereta8 Dendam9 Derai-derai Cemara10 Doa11 Hukum12 Kabar dari Laut13 Kawanku dan Aku14 Kenangan15 Kepada Kawan16 Kesabaran17 Krawang-Bekasi18 Lagu Biasa19 Malam20 Merdeka21 Nisan22 Pelarian23 Penghidupan24 Rumahku25 Sajak Putih26 Sebuah Kamar27 Selamat Tinggal28 Selama Bulan Menyinari Dadanya29 Sendiri30 Sia-sia31 Situasi32 Suara Malam33 Sudah Dulu Lagi34 Taman35 Tak SepadanPelajari dengan Baik dan Mulai Berkarya Khazanah Bahasa dalam Puisi Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia. Sebelum adanya bahasa, manusia berkomunikasi melalui dengusan atau bahasa isyarat. Bahasa Indonesia merupakan salah satu dari ribuan bahasa yang ada di dunia. Kita mengenal berbagai karya sastra dalam Bahasa Indonesia yang punya ciri khas sendiri, misalnya puisi. Kebanyakan puisi menggunakan diksi indah dan mungkin jarang muncul dalam percakapan sehari-hari. Tapi, karena itulah karya sastra tersebut begitu dicintai. Salah satu sastrawan Indonesia yang terkenal dengan puisinya adalah Chairil Anwar. Selama hidup, Chairil Anwar telah menulis banyak karya yang terkumpul dalam beberapa buku. Agar lebih tahu karya-karyanya, kali ini, kita akan sama-sama membahas puisi Chairil Anwar yang dikenal luas. Simak baik-baik, ya! Profil Singkat Chairil Anwar Chairil Anwar adalah salah satu penyair angkatan ’45. Saat ini, dia dikenal dengan puisi fenomenalnya yang berjudul “Aku”. Puisi tersebut membuatnya mendapat julukan Si Binatang Jalang. Dia melahirkan banyak puisi selam hidup. Puisi Chairil Anwar memiliki tema beragam, seperti individualisme, eksistensialisme, kematian, dan sebagainya. Kumpulan puisi Chairil Anwar dikumpulkan dalam tiga buku yang dirilis berurutan. Mulai dari deru Campur Debu 1949, Kerikil Tajam yang Terampas dan yang Putus 1949, serta Tiga Menguak Takdir 1950. Chairil Anwar lahir di Medan pada 26 Juli 1922. Dia merupakan anak mantan Bupati Indragiri, Riau. Anwar juga masih punya hubungan kekerabatan dengan Sutan Syahrir, Perdana Menteri Indonesia pertama. Semasa muda, Chairil Anwar menempuh pendidikan di HIS pendidikan setara SMP di zaman kolonial. Sempat melanjutkan di MULO pendidikan setara SMA di zaman kolonial, Anwar justru tidak menyelesaikannya. Kendati demikian, Chairil Anwar menguasai tiga bahasa asing, yakni Bahasa Inggris, Belanda, serta Jerman. Karier penyair Chairil Anwar dimulai tahun 1942 ketika salah satu karyanya dimuat Majalah Nisan. Seiring waktu, puisi Chairil Anwar kian masyarakat kenal. Sayangnya, kepopuleran puisi Chairil Anwar tak membuat kehidupan rumah tangganya ikut awet. Dia menikah dengan perempuan dengan wanita bernama Hapsah, tetapi kemudian berpisah. Keduanya memiliki anak bernama Evawani Chairil Anwar yang menjadi seorang notaris. Puisi Chairil Anwar abadi sampai sekarang. Tapi, sayang, dia meninggal di usia ke-27 sehingga tidak melihat secara langsung kesuksesan puisi-puisinya. Meski hidupnya terbilang singkat, kontribusi Chairil Anwar di dunia sastra Indonesia diakui. Banyak karyanya yang kemudian dialihbahasakan ke Bahasa Spanyol, Inggris, sampai Jerman. [Baca Juga Kumpulan 15 Puisi Guru yang Memotivasi dan Penuh Makna] Kumpulan Puisi Karya Chairil Anwar Setelah tahu biografi singkat Chairil Anwar, sekarang waktunya kamu membaca beberapa puisi karya Chairil Anwar. Selain “Aku”, dia memiliki banyak karya indah yang sayang dilewatkan. Berikut adalah beberapa puisi-puisinya 1 Ajakan Simak puisi “Ajakan” berikut ini Ida Menembus sudah caya Udara tebal kabut Kaca hitam lumut Pecah pencar sekarang Di ruang lega lapang Mari ria lagi Tujuh belas tahun kembali Bersepeda sama gandengan Kita jalani ini jalan Ria bahagia Tak acuh apa-apa Gembira girang Biar hujan datang Kita mandi-basahkan diri Tahu pasti sebentar kering lagi. 2 Aku Berkisah Antara Mereka Inilah puisi berjudul “Aku Berkisar Antara Mereka” Aku berkisar antara mereka sejak terpaksa Bertukar rupa di pinggir jalan, aku pakai mata mereka Pergi ikut mengunjungi gelanggang bersenda Kenyataan-kenyataan yang didapatnya. bioskop Capitol putar film Amerika, lagu-lagu baru irama mereka berdansa Kami pulang tidak kena apa-apa Sungguhpun Ajal macam rupa jadi tetangga Terkumpul di halte, kami tunggu trem dari kota Yang bergerak di malam hari sebagai gigi masa. Kami, timpang dan pincang, negatip dalam janji juga Sandarkan tulang belulang pada lampu jalan saja, Sedang tahun gempita terus berkata. Hujan menimpa. Kami tunggu trem dari kota. Ah hati mati dalam malam ada doa Bagi yang baca tulisan tanganku dalam cinta mereka Semoga segala sipilis dan segala kusta Sedikit lagi bertambah derita bom atom pula Ini buktikan tanda kedaulatan kami bersama Terimalah duniaku antara yang menyaksikan bisa Kualami kelam malam dan mereka dalam diriku pula. 3 Aku Berikut adalah puisi berjudul “Aku” Kalau sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi. 4 Bercerai Berikut adalah puisi “Bercerai” yang tiap baitnya memilukan Kita musti bercerai Sebelum kicau murai berderai. Terlalu kita minta pada malam ini. Benar belum puas serah-menyerah Darah masih berbusah-busah. Terlalu kita minta pada malam ini. Kita musti bercerai Biar surya kan menembus oleh malam di perisai Dua benua bakal bentur-membentur. Merah kesumba jadi putih kapur. Bagaimana? Kalau IDA, mau turut mengabur Tidak samudra caya tempatmu menghambur. 5 Cerita Simak puisi berjudul “Cerita” berikut ini Kepada Darmawidjaya, Di pasar baru mereka Lalu mengada-menggaya. Mengikat sudah kesal Tak tahu apa dibuat Jiwa satu teman lucu Dalam hidup, dalam tuju. Gundul diselimuti tebal Sama segala berbuat-buat. Tapi kadang pula dapat Ini renggang terus terapat. [Baca Juga 5+ Contoh Puisi Pendek Menyentuh Hati dengan Berbagai Tema] 6 Cintaku Jauh di Ujung Pulau Berikut adalah puisi “Cintaku Jauh di Ujung Pulau” yang berbicara tentang rindu ingin jumpa Cintaku jauh di pulau, Gadis manis, sekarang iseng sendiri. Perahu melancar, bulan memancar, Di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar. Angin membantu, laut terang, tapi terasa Aku tidak kan sampai padanya. Di air yang tenang, di angin mendayu, Di perasaan penghabisan segala melaju Ajal bertakhta, sambil berkata “Tujukan perahu ke pangkuanku saja.” Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh! Perahu yang bersama kan merapuh! Mengapa ajal memanggil dulu Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?! Manisku jauh di pulau, Kalau ku mati, dia mati iseng sendiri. 7 Dalam Kereta Simak puisi berjudul “Dalam Kereta” berikut ini Dalam kereta. Hujan menebal jendela Semarang, Solo…, makin dekat saja Menangkup senja. Menguak purnama. Caya menyayat mulut dan mata. Menjengking kereta. Menjengking jiwa, Sayatan terus ke dada. 8 Dendam Inilah puisi “Dendam” yang bercerita tentang seseorang yang sakit hati Berdiri tersentak Dari mimpi aku bengis dielak Aku tegak Bulan bersinar sedikit tak nampak Tangan meraba ke bawah bantalku Keris berkarat kugenggam di hulu Bulan bersinar sedikit tak nampak Aku mencari Mendadak mati kuhendak berbekas di jari Aku mencari Diri tercerai dari hati Bulan bersinar sedikit tak tampak. 9 Derai-derai Cemara Berikut adalah puisi berjudul “Derai-derai Cemara” Cemara menderai sampai jauh Terasa hari akan jadi malam Ada beberapa dahan ditingkap merapuh Dipukul angin yang terpendam Aku sekarang orangnya bisa tahan Sudah berapa waktu bukan kanak lagi Tapi dulu memang ada suatu bahan Yang bukan dasar perhitungan kini Hidup hanya menunda kekalahan Tambah terasing dari cinta sekolah rendah Dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan Sebelum pada akhirnya kita menyerah. 10 Doa Berikut adalah puisi berjudul “Doa” Kepada pemeluk teguh, Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut nama-Mu Biar susah sungguh mengingat Kau penuh seluruh Cahaya-Mu panas suci Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk Tuhanku aku mengembara di negeri asing Tuhanku Di pintu-Mu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling. [Baca Juga Kumpulan 20 Puisi Cinta untuk Pasangan agar Makin Sayang] 11 Hukum Yuk simak puisi “Hukum” Saban sore ia lalu depan rumahku Dalam baju tebal abu-abu Seorang jerih memikul. Banyak menangkis pukul. Bungkuk jalannya – Lesu Pucat mukanya – Lesu Orang menyebut satu nama jaya Mengingat kerjanya dan jasa Melecut supaya terus ini padanya Tapi mereka memaling. Ia begitu kurang tenaga Pekik di angkasa Perwira muda Pagi ini menyinar lain masa Nanti, kau dinanti-dimengerti! 12 Kabar dari Laut Simak puisi berjudul “Datang dari Laut” berikut Aku memang benar tolol ketika itu, Mau pula membikin hubungan dengan kau; Lupa kelasi tiba-tiba bisa sendiri di laut pilu, Berujuk kembali dengan tujuan biru. Di tubuhku ada luka sekarang, Bertambah lebar juga, mengeluar darah, Di bekas dulu kau cium nafsu dan garang; Lagi aku pun sangat lemah serta menyerah. Hidup berlangsung antara buritan dan kemudi. Pembatasan cuma tambah menyatukan kenang. Dan tawa gila pada whisky tercermin tenang. Dan kau? Apakah kerjamu sembahyang dan memuji, Atau di antara mereka juga terdampar, Burung mati pagi hari di sisi sangkar? 13 Kawanku dan Aku Inilah puisi berjudul “Kawanku dan Aku” yang dapat disampaikan untuk sahabat Kepada Bohang, Kami jalan sama. Sudah larut Menembus kabut. Hujan mengucur badan. Berkakuan kapal-kapal di pelabuhan. Darahku mengental-pekat. Aku tumpat-pedat. Siapa berkata? Kawanku hanya rangka saja Karena dera mengelucak tenaga. Dia bertanya jam berapa! Sudah larut sekali Hingga hilang segala makna Dan gerak tak punya arti. 14 Kenangan Berikut adalah karya Chairil Anwar berjudul “Kenangan” Untuk Karinah Moordjono, Kadang Di antara jeriji itu itu saja Mereksmi memberi warna Benda usang dilupa Ah! Tercebar rasanya diri Membubung tinggi atas kini Sejenak Saja. Halus rapuh ini jalinan kenang Hancur hilang belum dipegang Terhentak Kembali di itu itu saja Jiwa bertanya; Dari buah Hidup kan banyakan jatuh ke tanah? Menyelubung nyesak penyesalan pernah menyia-nyia. 15 Kepada Kawan Simak puisi berjudul “Kepada Kawan” berikut ini Sebelum Ajal mendekat dan mengkhianat, mencengkam dari belakang tika kita tidak melihat, selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa, belum bertugas kecewa dan gentar belum ada, tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam, layar merah terkibar hilang dalam kelam, kawan, mari kita putuskan kini di sini Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri! Jadi Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan, Tembus jelajah dunia ini dan balikkan Peluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu, Pilih kuda yang paling liar, pacu laju, Jangan tambatkan pada siang dan malam Dan Hancurkan lagi apa yang kau perbuat, Hilang sonder pusaka, sonder kerabat. Tidak minta ampun atas segala dosa, Tidak memberi pamit pada siapa saja! Jadi mari kita putuskan sekali lagi Ajal yang menarik kita, kan merasa angkasa sepi, Sekali lagi kawan, sebaris lagi Tikamkan pedangmu hingga ke hulu Pada siapa yang mengairi kemurnian madu!!! [Baca Juga 10 Contoh Puisi Ibu yang Menyentuh dan Bikin Baper!] 16 Kesabaran Simak puisi “Kesabaran” berikut ini Aku tak bisa tidur Orang ngomong, anjing nggonggong Dunia jauh mengabur Kelam mendinding batu Dihantam suara bertalu-talu Di sebelahnya api dan abu Aku hendak berbicara Suaraku hilang, tenaga terbang Sudah! Tidak jadi apa-apa! Ini dunia enggan disapa, ambil peduli Keras membeku air kali Dan hidup bukan hidup lagi Kuulangi yang dulu kembali Sambil bertutup telinga, berpicing mata Menunggu reda yang mesti tiba 17 Krawang-Bekasi Berikut adalah puisi “Krawang-Bekasi” yang merupakan salah satu puisi populer. Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi Tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi. Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, Terbayang kami maju dan berdegap hati? Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu. Kenang, kenanglah kami. Kami sudah coba apa yang kami bisa Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan 4-5 ribu nyawa Kami cuma tulang-tulang berserakan Tapi adalah kepunyaanmu Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa, Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata Kaulah sekarang yang berkata Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kenang, kenanglah kami Teruskan, teruskan jiwa kami Menjaga Bung Karno Menjaga Bung Hatta Menjaga Bung Sjahrir Kami sekarang mayat Berikan kami arti Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian Kenang, kenanglah kami Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi. 18 Lagu Biasa Inilah bait puisi berjudul “Lagu Biasa” Di teras rumah makan kami kini berhadapan Baru berkenalan. Cuma berpandangan Sungguhpun samudra jiwa sudah selam berselam Masih saja berpandangan Dalam lakon pertama Orkes meningkah dengan “Carmen” pula. Ia mengerling. Ia ketawa Dan rumput kering terus menyala Ia berkata. Suaranya nyaring tinggi Darahku terhenti berlari Ketika orkes memulai “Ave Maria” Kuseret ia ke sana. 19 Malam Inilah puisi berjudul “Malam” Mulai kelam belum buntu malam, kami masih saja berjaga Thermopylae? Jagal tidak dikenal? Tapi nanti Sebelum siang membentang Kami sudah tenggelam hilang 20 Merdeka Inilah puisi berjudul “Merdeka” yang cocok dijadikan motivasi Aku mau bebas dari segala Merdeka Juga dari Ida Pernah Aku percaya pada sumpah dan cinta Menjadi sumsum dan darah Seharian kukunyah kumamah Sedang meradang Segala kurenggut Ikut bayang Tapi kini Hidupku terlalu tenang Selama tidak antara badai Kalah menang Ah! Jiwa yang menggapai-gapai Mengapa kalau beranjak dari sini Kucoba dalam mati. [Baca Juga 20 Puisi Kemerdekaan 17 Agustus HUT RI Ke-77 Menyentuh Hati] 21 Nisan Silakan simak puisi berjudul “Nisan” berikut ini Untuk nenekanda, Bukan kematian benar menusuk kalbu Keridlaanmu menerima segala tiba Tak kutahu setinggi itu atas debu Dan duka maha tuan bertakhta. 22 Pelarian Berikut adalah puisi berjudul” Pelarian” I Tak tertahan lagi Remang miang sengketa di sini Dalam lari Dihempaskannya pintu keras tak berhingga. Hancur-luluh sepi seketika Dan paduan dua jiwa. II Dari kelam ke malam Tertawa-meringis malam menerimanya Ini batu baru tercampung dalam gelita “Mau apa? Rayu dan pelupa, Aku ada! Pilih saja! Bujuk dibeli? Atau sungai sunyi? Mari! Mari! Turut saja!” Tak kuasa …terengkam Ia dicengkam malam. 23 Penghidupan Berikut adalah puisi berjudul “Penghidupan” Lautan maha dalam Mukul dentur selama Menguji tenaga pematang kita Mukul dentur selama Hingga hancur remuk redam Kurnia Bahagia Kecil setumpuk Sia-sia dilindung, sia-sia dipupuk. 24 Rumahku Simak puisi berjudul “Rumahku” berikut ini Rumahku dari unggun-timbun sajak Kaca jernih dari luar segala nampak Ku lari dari gedong lebar halaman Aku tersesat tak dapat jalan Kemah kudirikan ketika senjakala Di pagi terbang entah ke mana Rumahku dari unggun-timbun sajak Di sini aku berbini dan beranak Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang Aku tidak lagi meraih petang Biar berleleran kata manis madu Jika menagih yang satu. 25 Sajak Putih Simak puisi berjudul “Sajak Putih” Bersandar pada tari warna pelangi Kau depanku bertudung sutra senja Di hitam matamu kembang mawar dan melati Harum rambutmu mengalun bergelut senda Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba Meriak muka air kolam jiwa Dan dalam dadaku memerdu lagu Menarik menari seluruh aku Hidup dari hidupku, pintu terbuka Selama matamu bagiku menengadah Selama kau darah mengalir dari luka Antara kita Mati datang tidak membelah. [Baca Juga Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia, Ini Puisi-puisi Terbaiknya] 26 Sebuah Kamar Simak berjudul “Sebuah Kamar” berikut ini Sebuah jendela menyerahkan kamar ini pada dunia. Bulan yang menyinar ke dalam Mau lebih banyak tahu. “Sudah lima anak bernyawa di sini, Aku salah satu!” Ibuku tertidur dalam tersedu, Keramaian penjara sepi selalu, Bapakku sendiri terbaring jemu Matanya menatap orang tersalib di batu! Sekeliling dunia bunuh diri! Aku minta adik lagi pada Ibu dan bapakku, karena mereka berada di luar hitungan Kamar begini, 3 x 4 m, terlalu sempit buat meniup nyawa! 27 Selamat Tinggal Inilah puisi Chairil Anwar berjudul “Selamat Tinggal” Perempuan… Aku berkaca Ini muka penuh luka Siapa punya? Kudengar seru menderu – dalam hatiku? – Apa hanya angin lalu? Lagu lain pula Menggelepar tengah malam buta Ah…!! Segala menebal, segala mengental Segala tak kukenal Selamat tinggal…!!! 28 Selama Bulan Menyinari Dadanya Simak puisi berjudul “Selama Bulan Menyinari Dadanya” berikut Selama bulan menyinari dadanya jadi pualam Ranjang padang putih tiada batas Sepilah panggil panggilan Antara aku dan mereka yang bertolak Aku bukan lagi si cilik tidak tahu jalan Di hadapan berpuluh lorong dan gang menimbang Ini tempat terikat pada Ida dan ini ruangan “pas bebas” Selama bulan menyinari dadanya jadi pualam Ranjang padang putih tiada batas Sepilah panggil panggilan Antara aku dan mereka yang bertolak Juga ibuku yang berjanji Tidak meninggalkan sekoci. Lihatlah cinta jingga luntur Dan aku yang pilih Tinjauan mengabur, daun daun sekitar gugur Rumah tersembunyi dalam cemara rindang tinggi Pada jendela kaca tiada bayang datang mengambang Gundu, gasing, kuda kudaan, kapal kapalan di zaman kanak, Lihatlah cinta jingga luntur Kalau datang nanti topan ajaib Menggulingkan gundu, memutarkan gasing Memacu kuda kudaan, menghembus kapal kapalan Aku sudah lebih dulu kaku. 29 Sendiri Simak puisi Chairil Anwar berikut yang berjudul “Sendiri” Hidupnya tambah sepi, tambah hampa Malam apa lagi Ia memekik ngeri Dicekik kesunyian kamarnya Ia membenci. Dirinya dari segala Yang minta perempuan untuk kawannya Bahaya dari tiap sudut. Mendekat juga Dalam ketakutan-menanti ia menyebut satu nama Terkejut ia terduduk. Siapa memanggil itu? Ah! Lemah lesu ia tersedu Ibu! Ibu! 30 Sia-sia Inilah puisi Chairil Anwar berjudul “Sia-sia” yang menggambarkan kepelikan Penghabisan kali itu kau datang Membawaku karangan kembang Mawar merah dan melati putih Darah dan suci Kau tebarkan depanku Serta pandang yang memastikan Untukmu. Sudah itu kita sama termangu Saling bertanya Apakah ini? Cinta? Keduanya tak mengerti. Sehari itu kita bersama. Tak hampir-menghampiri. Ah! Hatiku yang tak mau memberi Mampus kau dikoyak-koyak sepi. [Baca Juga 88 Kata-kata Motivasi Kemerdekaan Untuk Membakar Semangat] 31 Situasi Inilah puisi Chairil Anwar berjudul “Situasi” Tidak perempuan! yang hidup dalam diri Masih lincah mengelak dari pelukanmu gemas gelap, Bersikeras mencari kehijauan laut lain, Dan berada lagi di kapal dulu bertemu, Berlepas kemudi pada angin, Mata terpikat pada bintang yang menanti. Sesuatu yang mengepak kembali menandungkan Tai Po dan rahasia laut Ambon Begitulah perempuan! Hanya suatu garis kabur Bisa dituliskan Dengan pelarian kebuntuan senyuman. 32 Suara Malam Simak puisi “Suara Malam” yang merupakan salah satu puisi Chairil Anwar semasa hidup Dunia badai dan topan Manusia mengingatkan “Kebakaran di Hutan”* Jadi ke mana Untuk damai dan reda? Mati. Barangkali ini diam kaku saja Dengan ketenangan selama bersatu Mengatasi suka dan duka Kekebalan terhadap debu dan nafsu. Berbaring tak sedar Seperti kapal pecah di dasar lautan Jemu dipukul ombak besar. Atau ini. Peleburan dalam Tiada Dan sekali akan menghadap cahaya. Ya Allah! Badanku terbakar – segala samar. Aku sudah melewati batas. Kembali? Pintu tertutup dengan keras. 33 Sudah Dulu Lagi Inilah puisi Chairil Anwar berjudul “Sudah Dulu Lagi” Sudah dulu lagi terjadi begini Jari tidak bakal teranjak dari petikan bedil Jangan tanya mengapa jari cari tempat di sini Aku tidak tahu tanggal serta alasan lagi Dan jangan tanya siapa akan menyiapkan liang penghabisan Yang akan terima pusaka kedamaian antara runtuhan menara Sudah dulu lagi, sudah dulu lagi Jari tidak bakal teranjak dari petikan bedil. 34 Taman Berikut adalah puisi berjudul “Taman Taman punya kita berdua Tak lebar luas, kecil saja Satu tak kehilangan lain dalamnya. Bagi kau dan aku cukuplah Taman kembangnya tak berpuluh warna Padang rumputnya tak berbanding permadani Halus lembut dipijak kaki. Bagi kita bukan halangan. Karena Dalam taman punya berdua Kau kembang, aku kumbang Aku kumbang, kau kembang. Kecil, penuh surya taman kita Tempat merenggut dari dunia dan nusia. 35 Tak Sepadan Simak puisi “Tak Sepadan” berikut, salah satu puisi yang populer darinya Aku kira, Beginilah nanti jadinya Kau kawin, beranak dan berbahagia Sedang aku mengembara serupa Ahasvéros. Dikutuk sumpahi Eros Aku merangkaki dinding buta Tak satu juga pintu terbuka. Jadi baik juga kita padami Unggunan api ini Karena kau tidak kan apa-apa Aku terpanggang tinggal rangka. Pelajari dengan Baik dan Mulai Berkarya Puisi Chairil Anwar merupakan salah satu karya yang diakui di Indonesia. Karya-karyanya beberapa kali masuk di film nasional. Setelah tahu puisi-puisi tersebut, kamu bisa belajar membuat puisi. Dengan begitu, kamu, kemampuan berbahasamu akan meningkat. Selain meningkatkan kemampuan menulis dan berbahasa, tidak ada salahnya jika kamu juga semakin mengasah skill dalam mengeloa keuangan. Sebab, ada banyak manfaat yang akan kamu dapatkan. Salah satunya bisa membuat rencana keuangan secara lebih terarah dan mewujudkan satu per satu yang menjadi tujuan keuanganmu. Jika bingung cara memulainya, kamu bisa baca panduan seputar perencanaan keuangan dan investasi di Perpustakaan Ebook Finansialku. Selanjutnya, mulai atur keuanganmu bersama Aplikasi Finansialku yang bisa di download melalui App Sotre atau Play Store. Beragam fitur di dalamnya akan memudahkanmu dalam menyusun anggaran, mencatat keuangan, sampai mengecek kondisi kesehatan keuanganmu saat ini. Selamat mencoba… Sekian ulasan tentang puisi Chairil Anwar. Yuk, share artikel ini ke teman-temanmu agar lebih banyak yang tahu. Terima kasih! Editor Ari Sumber Referensi M Hardi. Oktober 2022. 23 Karya Pu isi Chairil Anwar yang Begitu Populer Penuh Akan Makna. – Shofia Nida. 04 Desember 2021. Puisi karya Chairil Anwar memiliki banyak tema, mulai dari percintaan, individualisme, eksistensialisme, hingga kematian. – Ari A. Santosa telah merampungkan kuliah Ilmu Komunikasi di Universitas Pasundan. Sesekali memboroskan waktu hanya untuk membaca dan menonton film. Related Posts Page load link Go to Top
KepadaPeminta-minta Chairil Anwar Baik, baik, aku akan menghadap Dia Menyerahkan diri dan segala dosa Tapi jangan tentang lagi aku Nanti darahku jadi beku 1.2.1 Pengertian Puisi Puisi mencakup gabungan unsur-unsur berupa emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindra, susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan dan perasaan yang
Yang bersajak aaa karena di dalam puisi Chairil Anwar yang berjudul Selamat Tinggal ini setiap bait memiliki tiga baris. Analisis semiotika puisi selamat tinggal karya chairil anwar Chairil anwars Selamat Tinggal poem has elements of a beautiful sound produced in the reading and C hairil A nwars poem is also full of figurative language that is typical of C hairil A nwar. Hari Puisi Indonesia 2020 Kota Bogor Puisi Indonesia Beberapa kumpulan puisi karya Chairil Anwar yang berhasil diterbitkan yaitu Deru Campur Debu 1949 Aku Ini Binatang puisi selamat tinggal chairil anwar. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui makna atau pesan yang terkandung dalam puisi Selamat Tinggal karya Chairil Anwar. Sedangkan karya-karya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa asing di antaranya Sharp gravel Indonesian poems 1960 Chairil Anwar. Akan menganalisis makna yang terkandung dalam puisi Selamat Tinggal karya Chairil Anwar. Inilah yang jadi tema puisi selamt tinggal perpisahan paling sedih yang diupdate pada kesempatan ini. Ide Utama Puisi Aku Berada Kembali Karya Chairil Anwar. Salah satu karya sang sastrawan adalah puisi berjudul Doa sebuah puisi religius yang syarat makna dan kebesaran. Selamat Tinggal Karya Chairil Anwar Sepenuhnya 2020-04-07T1419000700 50 stars based on 35 reviews Selamat Tinggal Perempuan. Bagaimana alur cerita dari puisi. Berikut makna puisi Aku Berkaca karya Chairil Anwar. Penelitian diharapkan dapat memberikan. Maksud dari puisi derai-derai cemara karya Chairil Anwar ini adalah kesadaran akan perjalanan hidup yang selalu akan berakhir dan tak dapat dipungkiri bahwa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati hanya menunggu waktu nya tiba. Kumpulan puisi selamat tinggal perpisahan paling sedih. Ini muka penuh luka siapa punya. Selected Poems 1963 The Complete Poems of Chairil Anwar. Pada artikel ini saya akan menganalisis dua buah puisi terkenal yaiu puisi Chairil Anwar yang berjudul Selamat Tinggal dan puisi oleh Kahlil Gibran yang berjudul Perpisahan Sabahat. Koleksi sajak 1942-1949 1986 Derai-derai Cemara 1998 dan sebagainya. Meskipun kini keberadaannya sudah tidak ada lagi namun karya-karyanya akan selalu dikenang. Puisi beliau sangat indah memiliki makna yang mendalam juga tentunya. Seorang sastrawan muda yang melahirkan banyak karya-karya yang melegenda. Tema puisi chairil anwar selamat tinggal Pengertian puisi adalah suatu karya sastra tertulis dimana isinya merupakan ungkapan perasaan seorang penyair dengan menggunakan bahasa yang bermakna semantis serta mengandung irama rima dan ritma dalam penyusunan larik dan baitnya. Wajah penuh luka disini adalah sebuah kiasan untuk wajah yang penuh dengan dosa. Chairil Anwar merupakan penyair berdarah Minangkabau yang menjadi salah satu pelopor Angkatan 45 dan puisi. Dan pola sajak akhiran bait ke-1 2 3 dan 4. Selamat Tinggal adalah salah satu puisi karya Chairil Anwar yang tidak bisa kupahami. Setelah saya membaca dan mengerti dua puisi tersebut saya menemukan beberapa hal yang membuat dua puisi tersebut berbeda. Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika berpisah dengan orang-orang yang berarti dalam kehidupan lalu harus mengucapkan selamat tinggal sebagai kata ucapan mengiring kepergiannya. Kemahirannya dalam menuliskan puisi-puisi membuat puisinya tetap hidup dan tidak termakan oleh zaman. Aku berkaca Ini muka penuh luka Siapa punya. Puisi Chairil Anwar Doa Siapa yang tidak kenal dengan Chairil Anwar. Kudengar seru menderu - dalam hatiku. Puisi Chairil Anwar adalah sebuah puisi yang dicari para fans dari beliau. Ini bercerita tentang seseorang yang melihat wajahnya seakan berbeda. Ini muka penuh luka Siapa punya. Dari berbagai macam puisi Chairil Anwar di atas semuanya sangat menyentuh hati. Di benakku susunan kata-katanya tidak runtut. Puisi selamat tinggal karya chairil anwar Pengertian puisi adalah suatu karya sastra tertulis dimana isinya merupakan ungkapan perasaan seorang penyair dengan menggunakan bahasa yang bermakna semantis serta mengandung irama rima dan ritma dalam penyusunan larik dan baitnya. Setiap si pengarang ingin bertanya memerintah meninggikan atau menaikan suatu nada bunyi banyak sekali memberikan tanda baca titk tanda seru dan tanda tanya. Dirinya yang dulu berbeda dengan dirinya yang sekarang. Hal ini menunjukkan bahwa Chairil Anwar memang seorang pesohor sastra Indonesia yang sangat terkenal. Kalau bagi yang belum tahu siapa itu Chairil Anwar mungkin kami akan memberikan sedikit cerita mengenai beliau yang super keren. Ide utama dari puisi ini adalah menggambarkan bagaimana modernisasi dan perkembangan teknologi berdampak kepada rakyat Indonesia khususnya untuk warga-warga yang tinggal di pesisir pantai dan bermata pencaharian sebagai nelayan dan juga sebagai kritik kepada pemerintah bahwa kemerdekaan yang dimiliki.
Dalampuisi Selamat Tinggal karya Chairil Anwar, penggantian arti berupa metafora dalam puisi terdapat dalam larik : ini muka penuh luka/ Siapa punya?. Metafora di sini mengiaskan seseorang yang memiliki muka dengan banyak kesalahan. Bukan tergambar dalam perilakunya, tetapi tergambar pada mukanya.
- Puisi "Doa" disusun oleh Chairil Anwar. Puisi ini mengusung tema religius filosofis atau ketuhanan. Selain "Doa", beberapa karya Chairil Anwar yang terkenal lainnya adalah "Aku", "Sendiri", "Sia-sia", dan "Tak Sepadan".Isi dan makna puisi "Doa" karya Chairil Anwar Dikutip dari buku Pembelajaran Puisi, Apresiasi dari Dalam Kelas 2020 oleh Suprianto, berikut isi puisi "Doa" Chairil Anwar TuhankuDalam termanguAku masih menyebut nama-Mu Biar susah sungguhMengingat Kau penuh seluruhCaya-Mu panas suciTinggal kerlip lilin di kelam sunyi TuhankuAku hilang bentukRemuk TuhankuAku mengembara di negeri asing TuhankuDi pintu-Mu aku mengetukAku tidak bisa berpaling Baca juga Makna Puisi Sajak Kecil Tentang Cinta karya Sapardi Djoko Damono Makna puisi "Doa" adalah ketakwaan manusia terhadap Tuhan sebagai sang pencipta. Hal ini terlihat dalam kalimat
BandFolk lain yang membawakan puisi Chairil Anwar adalah Nasadira, group musik yang lahir di jogjakarta ini memusikalisasikan puisi Chairil Anwar yang berjudul Selamat Tinggal. Nasadira menyanyikan puisi ini dengan apik dan selow dan ditambah dengan suara merdu mba Sky, sayangnya Nasadira sudah bubar di awal 2017 lalu.
AKU BERKACAKarya Chairil AnwarIni muka penuh lukaSiapa punyaKu dengar seru menderuDalam hatikuApa hanya angin lalu?Lagi lain pulaMenggelepar tengah malam butaAh..!!!Segala menebal, segala mengentalSegala tak ku kenal...!!!Selamat tinggal...!!!Berikut makna puisi Aku Berkaca karya Chairil Anwar Ini muka penuh lukaSiapa punyaIni muka penuh luka siapa punya. ini bercerita tentang seseorang yang melihat wajahnya seakan berbeda. Dirinya yang dulu berbeda dengan dirinya yang sekarang. wajah penuh luka disini adalah sebuah kiasan untuk wajah yang penuh dengan dosa, keburukan, dan dengar seru menderuDalam hatikuApa hanya angin lalu? Kudengar seru menderu dalam hatiku. Apa hanya angin lalu? Ini sebuah seruan dalam hati. Seruan dalam hati yang sering kali muncul sehingga menjadi beban di pikiran. Ia pun mempertanyakan seruan itu, apakah sebuah seruan yang memiliki arti atau seruan biasa yang tidak bermakna apa-apa. Namun, hatinya sendiri meragukan seruan itu. Lagi lain pulaMenggelepar tengah malam buta Lagi lain pula, menggelepar tengah malam buta. Ini menggambarkan kegelisahan di tengah malam buta. Ketika malam semakin larut, kesunyian pun semakin mencekam, dan disaat itu pulalah berbagai masalah muncul di pikiran sehingga perasaan pun menjadi tidak tenang. Pikiran semakin dipenuhi dengan beban dan berbagai pertanyaan. Pikiran yang semakin tidak menentu membuat mata pun menjadi sulit terpejam. Ah...!!! Segala menebal, segala mengentalSegala tak ku kenal...!!!Selamat tinggal...!!! Ah..!!! Ah disini menggambarkan rasa letih dan bosan, atau suatu bentuk sikap mengabaikan/ membiarkan. segala menebal, segala mengental, segala tak kukenal, selamat tinggal. segala menebal, segala mengental menggambarkan sesuatu yang semakin tidak dapat terlihat dengan jelas. Segala tak ku kenal menggambarkan sesuatu yang tidak ia mengerti dan tak ia pahami, semua terasa begitu asing baginya. Selamat tinggal adalah bentuk sikap yang ia pilih karena pada akhirnya ia pun memilih untuk mengabaikan semuanya, dan tidak menghiraukan lagi apa yang ada di dalam pikirannya. Sekian penjelasan makna puisi Aku Berkaca karya Charil Anwar. Puisi Aku Berkaca karya Chairil Anwar adalah puisi yang sarat dengan makna. Kata-katanya begitu indah dengan susunan kata yang baik dan pilihan kata yang tepat. Bagitu banyak kiasan di dalamnya yang membuat pembaca berpikir lebih dalam untuk dapat memahami makna puisi tersebut. Disini saya mencoba memaknai puisi tersebut dari sudut pandang saya. Mungkin masih banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan masukan dari pembaca. jika ada kekurangan saya dalam memaknai puisi tersebut, saya mohon maaf.
ndvnD2. vzjwxkg10c.pages.dev/22vzjwxkg10c.pages.dev/427vzjwxkg10c.pages.dev/133vzjwxkg10c.pages.dev/362vzjwxkg10c.pages.dev/140vzjwxkg10c.pages.dev/216vzjwxkg10c.pages.dev/375vzjwxkg10c.pages.dev/335
makna puisi selamat tinggal chairil anwar