Cerpententang hari raya idul fitri pigura . Pada kesempatan ini saya akan menceritakan pengalaman saya bersama keluarga dalam melaksanakan shalat hari raya idul fitri. Ia dapat mengeratkan tali persaudaraan dan pada setiap tahun, . ١٠ ذو الحجة ١٤٤٣ هـ. Dan idul adha, hari raya ini dilaksanakan pada tanggal 10 dzulhijjah, yakni Contoh Cerita Hari Raya Idul Fitri – Tidak terasa sebentar lagi kita akan bertemu hari raya Idul Fitri. Hari yang paling ditunggu-tunggu oleh umat beragama Islam. Tentunya momen spesial tersebut jangan sampai disia-siakan untuk bertemu keluarga, tetangga, saudara, dan sahabat. Dan untuk saling memaafkan antar Idul Fitri pastinya menyimpan banyak cerita keseruan, pesan, dan kesan yang menarik. Sayang, jika momen tersebut nantinya hanya dikenang sekilas. Selain kita bisa mengabadikan cerita-cerita Idul Fitri dalam bentuk foto atau video, kita juga bisa mengabadikannya dalam bentuk Jenis Tulisan yang Bisa Dijadikan Cerita Hari Raya Idul Fitri1. Teks Ekposisi2. Teks Deskripsi3. Teks Argumentasi4. Teks NarasiBeberapa Contoh Cerita Hari Raya Idul FitriContoh Cerita Idul Fitri MudikContoh Cerita Idul Fitri Bersama KeluargaContoh Cerita Idul Fitri Sholat IdDownload Contoh Cerita Hari Raya Idul Fitri PDFAkhir KataTidak jarang juga, siswa sekolah dasar mencari referensi contoh cerita hari raya Idul Fitri. Karena biasanya sebelum hari libur tiba, guru memberikan tugas kepada siswa untuk menceritakan momen Idul Fitri dalam bentuk membantu para siswa mendapatkan referensi karangan hari raya Idul Fitri, maka Kursiguru akan memberikan contoh cerita hari raya Idul Fitri. Bagi kamu yang hari ini mendapatkan tugas dari guru tentang hari raya, kamu bisa ikuti pembahasan ini hingga Jenis Tulisan yang Bisa Dijadikan Cerita Hari Raya Idul FitriSebelum memberikan referensi cerita Idul Fitri, penulis akan memberikan ulasan mengenai jenis-jenis karangan yang bisa dituangkan dalam tulisan. Jadi, dalam bahasa Indonesia, terdapat beberapa jenis tulisanm, di antaranya, Ekposisi, Deskripsi, Argumentasi, dan Narasi. Dari ke empat jenis tulisan tersebut, bisa kita gunakan sebagai cerita Idul Fitri. Berikut penjelasan dari masing-masing jenis Teks EkposisiTeks eksposisi merupakan jenis tulisan dalam bentuk nonfiksi yang berisi informasi atau paparan tentang sesuatu dengan maksud atau tujuan. Karangan ini tulis dengan beberapa fakta yang benar-benar terjadi di lapangan. Jadi, tidak boleh asal-asal dalam menulis jenis teks Teks DeskripsiKemudian, ada jenis teks deskripsi. Jenis teks ini merupakan teks yang memerlukan penjelasan secara detail untuk menggambarkan peristiwa bagi pembaca. Biasanya, teks deskripsi juga digunakan untuk menjelaskan barang dan tempat yang dilihat oleh penulis. Tentunya, dalam menulis teks tersebut perlu fakta-fakta Teks ArgumentasiSelanjutnya, ada teks argumentasi. Teks ini adalah teks yang memuat opini penulis disertai dengan alasan-alasan dan bukti nyata. Tulisan ini disampaikan dengan logis dan objektif guna menyakinkan dan mempengaruhi Teks NarasiTerakhir, ada jenis teks narasi. Teks ini merupakan karangan yang berisi rangkaian peristiwa atau kejadian yang ditulis secara runtut. Biasanya, teks narasi ini digunakan dalam karya fiksi, seperti novel dan memahami jenis-jenis teks dalam bahasa Indonesia, selanjutnya kita akan mencoba membuat teks cerita hari raya Idul Fitri. Di bawah ini, penulis telah sediakan beberapa contohnya yang bisa dijadikan sebagai referensi dalam ceritamu. Ada beberapa tema yang diambil, kamu bisa sesuaikan dengan peristiwa atau kejadian yang kamu dilakukan selama Idul Cerita Idul Fitri Mudik Setelah melaksanakan Sholat Id dan bermaaf-maafan, aku, dan Ayah Ibu langsung bergegas mudik ke Purwokerto. Ya, biasanya kami mudik di hari pertama liburan, karena Ayah baru selesai bekerja, dan baru mendapatkan libur di hari pertama Idul waktu keluar dari gang rumah, Aku melihat jalanan masih sepi. Namun, setelah tiba di jalan besar, jalanan sudah dipadati oleh kendaraan-kendaraan yang mudik. Aku merasa, lebaran tahun sangat ramai, berbeda dengan tahun menghindari macet yang sangat padat, Ayah berinisiasi melewati jalan tol. Namun, sebelum masuk ke gerbang tol, kami menyempatkan istirahat lebih dulu di rest area. Di rest area kami manfaat waktu semaksimal mungkin untuk beristirahat dan makan siang. Meksipun mudik tahun ini melelahkan, aku menikmati dan merasa senang, karena sebentar lagi aku akan bertemu dengan keluarga di Cerita Idul Fitri Bersama Keluarga Adzan sholat shubuh telah membangunganku. Bangun ini rasanya aku sangat bahagia, karena hari ini adalah perayaaan hari raya Idul bangun, aku bergegas untuk mandi, kemudian mengenakan baju baru yang dibelikan oleh Ayah. Setelah itu aku, kakak, ayah, dan ibu berjalan menuju ke Masjid dekat rumah untuk menunaikan sholat sholat Id, aku pulang ke rumah, setiba di rumah aku tidak lupa meminta kepada Ayah, Ibu, dan Kakak. Karena di tahun ini sering membuat salah. Di saat itu, Ayah dan Ibu sempat menangis terharu dan saling meminta juga tidak lupa meminta maaf kepada kakak, berbeda dengan saat meminta maaf kepada Ayah dan Ibu, aku dan kakak lebih pada tertawa saat saling bermaaf-maafan, karena memang umur kami tidak terlalu jauh, jadi lebih menanggapi dengan Cerita Idul Fitri Sholat Id Di waktu sholat id, aku merasa sangat bahagia dan terharu. Bahkan aku sempat meneteskan air mata di sela-sela Imam membacakan lantunan ayat-ayat sangat sangat bahagia karena di tahun ini masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk bertemu Idul Sholat Id, aku menyempatkan untuk mendengatkan khotbah dari Imam. Di khotbah itu, Imam menyampaikan bahwa hari ini adalah kemenangan bagi umat beragama Islam. Jadi, kita sebagai umat Islam jangan sampai menyianyiakan momen spesial ini. Jika merasa ada salah dengan teman, sahabat, atau tetangga, sempatkan untuk meminta maaf, dan sebaliknya jika ada orang yang meminta maaf, usahakan kita memaafkan. Memaafkan di hari Idul Fitri ini, kita akan mendapatkan pahala yang Contoh Cerita Hari Raya Idul Fitri PDFSelain contoh cerita di atas, penulis telah sediakan cerita lainnya dengan tema yang berbeda. Ada sekitar 7 cerita yang bisa kamu miliki. Penulis sediakan dalam bentuk file PDF. Jadi kamu bisa download sesuka Contoh Cerita Hari Raya Idul Fitri PDFAkhir KataDengan membagikan momen-momen hari raya Idul Fitri melalui tulisan, teman-teman sekolah kita akan mendapatkan banyak kesan tersendiri. Dari cerita tersebut juga nantinya akan ada beberapa teman-teman kita yang ingin melakukannya di kemudain itu pembahasan dari Kursiguru mengenai contoh cerita hari raya Idul Fitri. Semoga dengan adanya cerita-cerita yang disajikan di artikel ini dapat menginspirasi teman-teman. Selain itu juga bisa dijadikan sebagai referensi dalam membuat teks Gambar Admin Dalamsejarah Islam, perayaan Idul Fitri pertama kali diselenggarakan pada 624 Masehi atau tahun ke-2 Hijriyah. Waktu perayaan tersebut bertepatan dengan selesainya Perang Badar yang dimenangkan oleh kaum Muslimin. Perang yang terjadi pada Ramadhan itu dengan jumlah pasukan di sisi umat Muslim yang jauh lebih sedikit dibanding kaum kafir Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. "Aku akan sampai di rumah kurang dari dua puluh empat jam," kata Ucok kepada mungkin sedang memasak lodeh untuk pasangan lontong medan kesukaannya. "Abang beneran mudik tahun ini? Tapi jangan bikin heboh macam dulu itu!" Lamria, adik perempuannya yang semakin menyebalkan, tidak mengerti apa yang dia coba katakan lima tahun lalu, dan dia pasti tidak akan mengerti. Panas hati membuat Ucok tak langsung masuk. Tiga batang rokok gagal membuat kepalanya dingin. Menunggu Amang keluar memberitahunya untuk masuk."Mungkin feeling orang tua itu sudah tak setajam dulu lagi." Dan dia terbatuk-batuk sampai dadanya opor ayam dan semur jengkol berikut daun ubi tumbuk adalah kenangan yang berkerak di dasar ingatannya. Dari jauh terdengar rombongan takbir keliling bocah menabuh beduk sambil menyerukan takbir. Bunyi-bunyian bertarung dengan ledakan mercon melayang tertiup angin, menabrak selaput timfani Ucok seperti gelombang tsunami."Paten juga usaha kau, dik, tetapi sekarang aku sudah sampai di sini. Mau apa kau, hah?" Ucok membanting pintu mobil. Di jendela ruang makan rumah keluarga, ada siluet lain duduk di meja. Tampaknya seorang laki-laki muda seukuran dia, tetapi rambutnya acak-acakan. Dia berpikir sejenak tentang membiarkan rambutnya tumbuh gondrong, tapi perhatiannya kembali ke bentuk tubuh yang duduk di sebelah Lamria. Adiknya itu tak punya kawan. Mana ada laki-laki yang tertarik sama cewek yang suka manjat pohon dan berkelahi dengan anak laki yang jauh lebih besar? Siapa pun cowok yang duduk di samping Lamria, pesta baru ini, dia pasti telah salah mendapatkan informasi tentang adiknya. Ucok mendengar seseorang berkata, "Biarkan saja jendelanya terbuka, dapur perlu sirkulasi udara." Itu terdengar seperti suara Inang, tetapi jika dia tahu Ucok ada di sana, dia akan keluar sambil memegang sepiring lontong opor lengkap dengan daging ayam dan semur jengkol atau sesuatu yang bodoh seperti menemukan sebiji timun suri di samping. Amang selalu menanam sendiri untuk dimakan di bulan Ramadan. Ini pasti disisakan untuknya. Buah itu dimasukkan ke dalam mobil, di kursi penumpang depan."Takkan kubagi dengan cowok si Lamria, Amang menyisakan ini untukku." Dia mencibir pada pantulan wajahnya di kaca spion. 1 2 Lihat Cerpen Selengkapnya Kebiasaankami untuk berkeliling kampung saat Idul Fitri pun tidak terlaksana pada tahun ini, karena kami harus mengurus dan mengubur jenazah ayah. " I love you, Ayah. Nanti kita kumpul lagi, ya di surga-Nya Allah. Aamiin." Kataku, lalu menyium kening ayah sebelum dimasukkan ke dalam keranda oleh para tetanggaku. Hai Sobat Guru Penyemangat. Semoga Allah menerima amal kita semua khususnya pada bulan Ramadan tahun ini, kita kepada Allah atas segala nikmat, terutama nikmat sehat dan sempat sehingga bisa bertamu ke momentum Idul Fitri di bulan tulisan yang baku itu adalah Idulfitri, sih. Tapi entah mengapa ucapan hari raya yang satu ini lebih masyhur ditulis dengan cara dipisah. HehePada kesempatan yang berbahagia ini ingin menghadirkan cerpen bertema tentang Idul Fitri berikut berjudul kata-kata maaf yang terlambat ingin mengajak kita memahami esensi maaf di hari disimak yaCerpen Idulfitri Kata-kata Maaf yang TerlambatOleh Ozy V. AlandikaHari ini tepat 1 Syawal. Ternyata bulan Ramadan baru saja pamit untuk berpulang. Ia meninggalkan almanak, euforia jajanan takjil, dan menyisakan segepok kurma untuk melanjutkan puasa 6 yang pergi meninggalkan sepi. Sepi dirasa, sepi di hati, tapi tidak dengan ponsel pintarku. Sedari Subuh notifikasi tiada pernah berhenti sudah tahu apa embun…Sesejuk senja…Seputih awan…Setulus rasa… dan segunung kata-kata mutiara bin puitis lainnya. Itulah hari raya Idulfitri, lebarannya umat Islam di seluruh entah mengapa, aku masih saja mengingat perkataan guruku. Sekitar seminggu yang lalu, beliau pun sempat berkata kepada kami pada momentum pengumuman sekaligus penutupan pesantren kilat Ramadan.“Anak-anak, pada kesempatan yang berbahagia ini, Bapak mewakili Bapak/Ibu Dewan guru, kepala sekolah, serta segenap karyawan SD mengucapkan mohon maaf lahir dan batin. Jikalau ada hak-hak kalian yang belum sempat kami penuhi, mudah-mudahan hak tersebut kalian relakan sehingga tak menjadi beban tuntutan bagi kami di akhirat nanti. Adapun segala khilaf dan salah kalian sudah kami maafkan. Bapak ucapkan selamat menyambut Hari Raya Idulfitri.”Para guru di sekolah sudah sejak jauh-jauh hari melantunkan ucapan maaf. Iya, aku tahu. Alasannya sederhana, karena ketika nanti anak-anak bersekolah, suasananya tidak akan seramai hari lagi takbiran Idulfitri menurut ketentuannya memiliki batas akhir yaitu setelah khotib turun dari mimbar. Beda dengan Idul Qurban, takbirannya hingga 3 hari ke begitu, agaknya esensi dari ucapan guruku tidaklah sesederhana itu. Lebaran Idulfitri memang menjadi momentum yang pas untuk saling saja menurutmu Idulfiri sebagai hari kemenangan adalah kesempatan yang besar bagi kita untuk menguatkan tali yang jauh, pulang ke kampung halaman hanya demi bersua dengan keluarga dan orang tua tercinta setelah sekian lama dipisahkan oleh mereka yang dekat, tidak henti-hentinya singgah ke rumah tetangga, sanak, hingga handai tolan untuk sekadar bersilaturahmi dan saling cicip-mencicip kue bermaaf-maafan?Sudah telat, sih. Kapan bermusuhannya, kapan minta maafnya. Kapan berkata syahdan menyakiti hati, tapi kapan pula mengakui kesalahan dan berusaha untuk tidak jatah bermusuhan sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW tidak boleh lebih dari tiga hari?Kadang aku malah bingung. Tapi aku bukanlah orang sok alim yang langsung ingin menuduh bahwa kegiatan bermaaf-maafan di hari raya Idulfitri itu bid’ah karena tidak ada contoh yang dilakukan oleh Nabi Muhammad nantinya bertemu dengan orang semacam itu, rasa-rasanya gantian aku yang mau berkata, “Memangnya ada dalil bahwa Rasulullah SAW mengharamkan kita untuk meminta maaf di hari raya Idulfitri?”Aih, sudahlah. Aku bukanlah orang yang suka mendebati hal semacam itu. Intinya, kalau segala sesuatu hanya dipandang dari kebencian, maka segunung dalil pun tidak akan mampu memuaskan mereka. Bukankah untuk melarang atau mengharamkan sesuatu itu butuh dalil?Tentu Aku tidak mau membahasnya lebih dalam. Aku yakin bahwa selama umat muslim berpikir dengan kepala dingin, tidak meninggikan hawa nafsu, maka semua akan aman, damai, dan saling ya, kalau kemudian banyak orang menunggu momentum Idulfitri sebagai waktu yang tepat untuk bermohon maaf, maka itu yang tidak salah, kesalahannya dilakukan bulan ini sedangkan lebaran masih beberapa bulan terbayangkan oleh kita seberapa banyak dosa yang dikumpulkan karena kedua belah pihak telah memutuskan tali silaturahmi. Lebih dari tiga hari lho?Berpuasa di bulan Ramadan memang merupakan jalan menuju takwa, tapi ada banyak gang lain pula yang terbuka untuk kita tempuh agar mencapai takwa. Termasuklah bersegera dalam meminta SWT berkalam dalam QS Ali-Imran ayat 133-134وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ .[آل عمران133-134]ArtinyaDan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat ayat tersebut, mukmin yang cerdas pasti bisa memetik hikmah bahwasannya perilaku menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain adalah jalan lain menuju bila dicermati lebih lanjut, perilaku saling memaafkan ini pula harus disegerakan sebagaimana perintah Allah pada ayat 133, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu…”.Maka dari itulah, marah itu jangan lama-lama. Dendam itu jangan lama-lama. Semisal dendam sudah lama tumbuh dalam hati, sontak saja semua yang dilakukan oleh orang lain itu adalah ketika orang yang didendam itu sedang mendapat kebaikan, si pendendam malah iri, dengki, dan merasa bahwa Allah itu tidak adil karena telah memberikan kebahagiaan kepada orang min dzalik!Makanya itu, kalau saling bermaaf-maafnya harus menunggu hari raya, itu kelamaan. Kata-kata permintaan maaf yang sebening embun, seputih awan dan semisalnya itu adalah ucapan yang tidak apa-apa juga, sih. Daripada tidak sama sekali, kan. Setidaknya kita sudah menjalin atau bahkan mempererat kembali tali silaturahmi. Toh itu juga adalah jalan menuju takwa.****Boleh Baca Cerpen Menghitung Pemberian TerbaikDemikianlah tadi sajian Guru Penyemangat tentang cerpen bertema Idulfitri yang membahas tentang ucapan dan kata-kata maaf yang bermanfaat dan jadi
Cerpententang hari raya idul fitri pigura . Hari raya aidilfitri bahasa arab. Buat sebuah karangan deskriptif tentang hari raya idul adha yg pernah kita alami. Mar 30, 2022 · sambutan hari raya aidilfitri karangan upsr malaya contoh karangan dan cerita tentang pengalaman di hari raya idul adha 1442 h in 2021 .
Cerpen Karangan Annisa Intan KKategori Cerpen Ramadhan Lolos moderasi pada 23 February 2014 Aku berumur 12 tahun. Hari ini adalah hari ketiga sebelum hari raya, tapi hari ini aku sedih, aku tidak boleh berpuasa karena, hari ini aku sedang sakit. Waktu aku bangun tidur pukul badanku panas, dan menggigil, rasanya aku lemas sekali. Setelah itu orangtuaku berkata, “Intan, sebaiknya kamu istirahat saja tidak usah puasa dulu nanti, puasanya diganti lain waktu!”. Meskipun aku sempat membantah ingin bepuasa tapi, aku sadar apabila tindakanku itu salah, lalu aku menuruti apa perintah orangtuaku karena, aku ingin cepat sembuh supaya aku bisa berpuasa lagi. Setelah pukul sarapan pagi, dan minum obat, meskipun rasanya tidak enak untuk ditelan, dan tidak enak karena, hanya aku yang tidak berpuasa. Waktu terus berjalan sedangkan, tidak ada pekerjaan yang bisa aku lakukan jadi, lebih baik aku membaca buku saja sambil mengisi waktuku yang kosong. Tidak lama setelah membaca buku, Ibuku berkata, “Hari ini saudara sepupumu yang dari Semarang akan datang ke Surabaya, dan singgah di rumah nenek”. Mbak Pipit ya, yang mau datang kesini, “kata adikku yang bernama Alsya”, ya mbak Pipit akan datang kesini, “kata ibuku”. Pipit adalah nama saudara sepupuku yang akan datang ke Surabaya, aku, dan adikku sangat senang apabila saudara sepupuku akan datang ke Surabaya karena, dia adalah sepupuku yang paling dekat denganku, dan karena dia juga sebaya denganku. Setelah itu pukul saudara sepupuku sudah sampai di rumah nenek. Aku dan adikku senang sekali karena mereka sampai di rumah nenek dengan selamat. Keesokan harinya aku ikut berpuasa tapi, setelah makan sahur aku minum obat. Setelah pukul saudara sepupuku yang dari Semarang itu datang ke rumah ku, aku sangat senang sekali, dia datang bersama ibunya, dan kakaknya yaitu, “budheku, dan kakak sepupuku”, lalu aku, adikku, dan sepupuku itu bermain-main. Setelah maghrib kami semua sholat maghrib berjamaah, lalu buka puasa bersama, aku sangat senang sekali karena, jarang-jarang aku bisa buka puasa bersama-sama. Setelah berbuka puasa, aku mengajak saudaraku untuk sholat Tarawih di masjid dekat rumahku. Setelah selesai sholat, orangtuaku mengantarkan saudaraku untuk pulang ke rumah nenek. Keesokan harinya, aku bangun pukul untuk makan sahur bersama orangtuaku, sambil menonton televisi sejenak untuk hiburan. Acara televisi yang selalu aku lihat bersama orangtuaku waktu makan sahur adalah film “Yuk Kita Sahur” di RCTI, karena, acaranya sangat menghibur. Setelah itu aku membatu ibu untuk membersihkan rumah. Sesudah itu aku ingin menggambar, karena menggambar adalah salah satu kegiatan kesukaanku, setelah menggambar aku mewarnai gambaranku, waktu aku mewarnai gambaranku tiba-tiba gambaran langit aku dicoret sama adikku dengan warna hitam, lalu aku berkata, “kenapa alsysa langitnya kamu coret pakai warna hitam”, biar langitnya mendung mbak, “kata adikku”, lalu aku berkata, “sudah mendingan gambarannya buat kamu saja”, ye… Terima kasih ya mbak, “kata adikku”. Sesudah azan magrib, aku sholat magrib, lalu aku berbuka puasa sambil menonton televisi, waktu aku menonton televisi, ternyata ada sidang isbat yang akan dimulai, setelah selesai sidang isbat ternyata, 1 Syawal 1434 H, jatuh pada hari Kamis, 08 Agustus 2013 besok. Waktu mendengar berita itu aku sangat senang sekali, kalau besok itu 1 Syawal 1434 H, apalagi Hari Raya Idul Fitri besok dirayakan serentak, pasti besok ramai sekali, malam ini saja di langit atas rumahku banyak kembang api berbunyi dan bertebaran, lalu aku menyiapkan pakaianku yang akan dipakai untuk sholat Idul Fitri besok. Hari ini aku bangun pukul untuk bersiap-siap untuk sholat Idul Fitri, tapi orangtuaku tidak bisa ikut sholat bersamaku jadi, aku sholat Idul Fitrinya bersama sepupuku, lalu aku diantarkan oleh ayahku ke rumah nenekku untuk sholat Idul Fitri bersamanya. Setelah sampai di rumah nenek ternyata, saudaraku sudah bersiap-siap untuk sholat Idul Fitri, lalu aku segera bargegas bersama saudaraku untuk sholat bersama di Gelora 10 November. Setelah sampai di Gelora 10 November, aku dan saudaraku segera mengambil tempat, dan bersiap-siap untuk sholat. Setelah sholat kami mendengarkan ceramah sejenak. Sesudah sholat dan mendengarkan ceramah aku diajak saudaraku untuk membeli sate ayam, untuk dimakan bersama di rumah. Setelah sampai di rumah ternyata, orangtuaku beserta adikku sudah sampai di rumah nenek, lalu aku beserta orangtuaku, dan saudara-saudara sepupuku semuanya sudah berkumpul dan saling bermaaf- maafan. Lalu aku minta maaf, dan sungkeman kepada kakek, nenek, dari ibuku, dan sungkeman kepada kedua orangtuaku, rasanya aku terharu, dan sedih sekali karena, aku sudah banyak dosa kepada kedua orangtuaku. Dan aku senang sekali karena, aku bisa bermaaf-maafan dengan orang-orang di sekelilingku dengan perasaan tulus dan ikhlas. Setelah itu giliran aku ke rumah kakek, dan nenekku yang dari ayahku. Setelah sampai disana saudara-saudara sepupuku juga sudah berkumpul disana, lalu aku, dan orangtuaku langsung sungkeman kepada kakek dan nenek, dan maaf-maafan kepada semuanya disana, aku senang sekali karena juga bisa bermaafan disini dengan tulus. Lalu orangtuaku berbincang-bincang bersama kakek dan nenek, sedangkan aku disuruh makan bersama, saudara-saudara sepupuku, lalu bermain-main. Setelah cukup lama bermain, adikku meminta untuk ke rumah nenek, dan kakek dari ibu, untuk bermain bersama mbak Pipit, saudara sepupuku. Lalu kami pergi ke rumah kakek, dan nenek dari ibu, disana banyak tetangga yang silatuhrahmi. Disana aku dan adikku juga bermain-main dengan saudara-saudara sepupuku. Tak terasa waktu sudah malam, lalu aku, adikku, dan orangtuaku pulang ke rumah. Keesokan harinya aku bangun pukul lalu, membantu ibu bersih-bersih rumah. Hari ini saudaraku sepupuku yang dari Semarang pulang ke rumahnya di Semarang, awalnya aku merasa kesepian, karena tidak ada dia. Tapi aku yakin, di lain waktu nanti dia akan kesini lagi, lagi pula aku kan bisa saling mengirim pesan dengannya. Setelah pukul ternyata ada tetangga di sekitar rumah yang bersilatuhrahmi, aku senang sekali karena, jarang-jarang ada tetangga yang bersilatuhrahmi di rumah. Setelah itu aku, kedua orangtuaku, dan adikku, beserta saudara sepupuku bersilatuhrahmi ke rumah saudara jauhku, yang sudah sangat akrab, dengan kakek, dan nenekku. Disana aku dan semuannya saling bermaafan, lalu aku bermain-main di taman dekat rumah saudaraku itu. Setelah dari rumah saudara jauhku, aku pergi ke rumah saudara sepupuku. Disana aku diajak untuk bermain sepeda. Setelah bermain sepeda aku diajak untuk bersilatuhrahmi ditetangga disekitar rumah sepupuku itu. Awalnya aku menolaknya tapi karena, dibujuknya dengan alasan meningkatkan tali silatuhrahmi akhirnya aku mau. Waktu aku berkunjung ke rumah tetangganya saudaraku itu, bersama saudaraku, ternyata tetangganya saudaraku itu mudah akrab ya denganku, aku senang sekali, karena bertambah banyak orang yang ada di sekelilingku, hanya karena silatuhrahmi. Oleh karena itu aku ingin sekali untuk menjaga tali silatuhrahmi dengan orang di selelilingku. Setelah selesai bermain di rumah saudaraku, aku pulang ke rumah. Karena aku sangat lelah aku langsung tertidur waktu sampai di rumah. Aku senang sekali karena, dengan Hari Raya Idul Fitri ini orang-orang di sekelilingku saling berkumpul bersama di suatu tempat, dan aku biasa saling meminta maaf, dengan tulus dan iklas, dengan perasaan yang penuh dengan rasa bersalah. Dan pada Hari Raya Idul Fitri ini aku bisa menambah banyak teman, dan menguatkan tali silatuhrahmi. Pada intinya, Hari Raya Idul Fitri kali ini, sangat mengesankan, dan menyenangkan untukku, dan semuannya. Cerpen Karangan Annisa Intan K Cerpen Hari Raya Idul Fitri Yang Mengesankan merupakan cerita pendek karangan Annisa Intan K, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " I Love You Mom Oleh Hilya “Aku benci mama, aku benci mama!!” teriak Jenny kepada mamanya. Air matanya tak terbendungkan saat ia mengungkapkan isi hatinya. Bertahun-tahun memendam perasaannya, Jenny sudah tidak tahan lagi. Dia ingin Merenung Calon Walikota di Sepertiga Malam Oleh Benny Hakim Benardie Dua kali suara dentingan besi tiang listrik sayup-sayup terdengar di keheningan, saat dipukul oleh penjaga malam. Kokok ayam dan pekikan jangkrik pun sepi dilanda curahan hujan menghamtam atap seng Wajibkah Puasa? Oleh Cik Wa Sore yang cerah dihari pertama bulan ramadhan. Di sudut pusat kota tampak sebuah mushola sederhana dengan seorang ustazah muda dan cantik dikerumuni oleh anak anak yang sedang mengaji. Ustazah Tim Bubadipa Oleh Blueblacksky Tidak terasa bulan yang paling ditunggu umat Islam segera datang. Aku dan teman-temanku akan mengadakan sebuah acara kebaikan guna menyambut bulan suci Ramadhan. Namaku Saira, seorang mahasiswi. Aku, Mai, Selamat Berbuka Kak Roby! Oleh Mufidatul Husna Bulan ramadhan kali ini sama seperti sebelumnya, jauh dari keluarga memang sangat tidak menyenangkan, apalagi di saat mengingat momen dimana kami sedang berbuka dan sahur bersama. Aku Hanna umurku “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?" Mengumpulkanbeberapa cerita dari teman-teman dari berbagai negara tentang pengalaman Lebaran dalam kenormalan yang baru. Words by Emma Primastiwi. Ilustrasi: Max Suriaganda. Desain: Mardhi Lu. Lebaran tahun ini terbukti cukup menantang dari tahun-tahun sebelumnya. Cerpen Karangan Galuh Rengganis NugrahainiKategori Cerpen Anak, Cerpen Keluarga, Cerpen Nasihat Lolos moderasi pada 12 September 2013 “Ayo bangun Fazzy! Kita hari ini Sholat ied lho! Nanti kita bisa ketinggalan!” Panggil kakak dari Fazzy bernama Mizzy. Mereka kakak beradik kembar. Umur mereka sama, Fazzy 12 tahun, Mizzy 12 tahun lebih 1 bulan. Wajah mereka sangat mirip. Sampai-sampai, guru dan teman-teman mereka masih keliru memanggil nama mereka secara refleks. Walaupun mereka kembar, mereka tidak pernah berebut sesuatu. Mereka juga tidak saling ribut. Akhirnya Fazzy bangun. Dia kaget, ternyata Papa, Mama, dan Mizzy sudah siap dengan baju lebarannya masing-masing. Fazzy sangat terburu-buru. Akhirnya, semua sudah siap. Keluarga itu pun menjalankan sholat Ied berjamaah di Masjid dekat rumah mereka. Setelah sholat Ied. 1 keluarga itu melakukan sungkeman. Setelahnya, mereka berkunjung ke rumah saudara sepupu Fazzy dan Mizzy. Setelah sampai di tujuan, Hanny menyambut adik-adik sepupunya dengan antusias. Mereka bermain di sungai sebelah rumah Hanny. Fazzy iseng mengerjai kakaknya dengan mencipratkan kecil air sungai ke kaki kakaknya. “Fazzy! Jangan iseng dong! Basah nih celanaku..” Keluh Mizzy. “Sorry kak, sengaja..” Canda Fazzy. Hanny melihat saudara kembarnya sambil tertawa. “Sudah-sudah, kita makan dulu yuk. Lapar nih” Ajak Hanny. Mereka pun makan bersama dengan menu hidangan yang seharusnya ada di hari raya Idul Fitri ini, yaitu opor ayam dan ketupat. Bisa juga ditambahkan dengan sambal goreng. Selesai makan bersama, seluruh keluarga besar berbincang-bincang. Sesekali mereka tertawa juga. “Hari sudah sore, kami pamit pulang dulu.” Pamit Ayah Fazzy dan Mizzy. “Iya pak, silahkan” Ujar Tante Anis. Saat perjalanan pulang, tiba-tiba keluarga itu tak sengaja menyaksikan kecelakaan saat di lampu lalu lintas. Pengguna kendaraan motor, melanggar lampu merah yang tandanya harus berhenti. Karena kecerobohannya itu, pengguna motor tertabrak mobil dari samping. “Yah, itu gimana? Masa didiemin aja?” Tanya Mama panik. “Yuk, kita turun semua bantuin dia!” Ajak Ayah dengan bijaksana. Keluarga itu pun membantu pengguna motor itu. Untungnya, hanya luka ringan. Motornya ada bagian yang pecah, tapi masih bisa di gunakan. “Terima kasih Pak, Bu, Dik. Saya lalai saat berkendara. Sekali lagi, saya mengucapkan banyak terima kasih.” Ucap pengguna motor itu. “Iya pak, kami iklhas membantu. Lain kali jangan lalai lagi ya pak.” Nasehat Ayah. “Pasti pak, terima kasih.” balasnya. Setelah kembali ke mobil.. “Yah, enak juga ya bisa membantu walaupun orang yang belum kita kenal.” kata Fazzy. Mizzy sang kakak pun mengiyakan. “Iya Fa, kita juga akan mendapat pahala oleh Allah SWT di hari yang istimewa ini.” Ujar Ayah. “Yee…” sorak 2 kakak beradik tersebut. Makna di hari Idul Fitri kali ini lebih berarti dari hari-hari sebelumnya karena mereka bisa membantu siapa saja dimana saja dan kapan saja.. Cerpen Karangan Galuh Rengganis Nugrahaini Hai! Namaku Galuh Rengganis Nugrahaini. Aku kelas 6 SD Gayamsari 02 Semarang. Maaf jika cerpenku ini masih belum sempurna. Maaf jika ada kesamaan tokoh/topik. Tapi saya benar-benar membuat cerpen ini tanpa mencontek hasil karya lain. Cerpen Makna di Hari Raya Idul Fitri merupakan cerita pendek karangan Galuh Rengganis Nugrahaini, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Aku, Cinta Dan Sepeda Ontel Oleh Shollina Pagi ini sungguh harum sekali dengan mekaran mawarku yang berada di depan halaman yang begitu indah. Memang tanahnya tak cukup untuk menanam sebuah bunga apalagi sampai bercocok tanam. Namun Paah, Aku Ingin Pergi Oleh Findriana Putri Evtan Paah, aku berdoa dalam harapku. Paah, aku menunggu dalam sedihku. Setiap hari dalam hidup terasa sama, aku bangun dan mendengar asma Allah dikumandngkan. Aku bangkit dan masih berharap akan Ketulusan Ibu Oleh Ulfi Rohma Namaku sasa yang masih duduk di bangku SMA. Aku anak tunggal yang hidup bertiga dengan kedua orangtuaku. Waktu itu, aku sangat bahagia berada di tengah-tengah keluarga yang sangat menyayangiku. Cerita 20 Tahun Oleh Theodora Dayanti 20 Tahun. Dimana kita lagi seru serunya ketemu temen baru, suasana baru, tempat baru yang belum pernah kita temuin, tanggung jawab sama kerjaan, tugas tugas numpuk yang bikin tidur Gadis Pemandang Langit Part 1 Oleh Sintia Ana Bela Dia gadis yang menawan, kebiasaannya adalah memandangi langit, siang atau malam di taman kota. Namanya Niky Bilqis, sering dipanggil Kiki, ia akan memandangi langit dengan banyak ekspresi, seperti nangis, “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?" Demikianlahcerita pendek tentang Idul Adha di atas. Sedikit kita ulik, sebenarnya cerpen di atas mengurai fenomena tentang berbagai jenis orang dalam beribadah di dunia. Ada sebagian dari mereka yang sudah istiqomah, ada yang masih setengah jalan, ada yang ibadahnya hanya dan jika sempat, bahkan ada yang ibadahnya hanya Idul Fitri dan Idul Adha saja. Penghujung Ramadan telah tiba, sekarang adalah hari terakhir di bulan Ramadan. Aku bahagia karena Idul Fitri telah tiba. Namun, aku juga sedih karena Ramadan akan pergi. Aku berharap dan berdoa supaya tahun depan aku dan keluargaku masih dapat bertemu kembali dengan Ramadan, dan menjalani Ramadan bersama-sama lagi. Waktu sudah menunjukkan pukul WIB ibuku memasak ketupat sayur di dapur, seperti lebaran sebelumnya pasti selalu ada ketupat sayur di rumahku untuk disantap bersama-sama oleh keluarga. Aku membantu ibuku menyiapkan bumbu-bumbu ketupat, sedangkan ayahku sedang mengecat pagar rumah agar terlihat lebih asri, kakak laki-lakiku sedang mencuci motornya di doorsmeer. Aku sangat senang hawa-hawa seperti ini jarang sekali ditemui, tetanggaku yang juga mengecat rumahnya, ada juga yang menggunakan gorden baru, serta keset baru. Ibu memanggilku, “Aulia! Sini ke dapur, bantu Ibu memasak ketupat sayur. Coba kamu potongin wortel dan daun bawangnya” ujar ibu. “Baik, Bu.” Sahutku. Kemudian aku memotong wortel dan daun bawang sesuai yang ibu inginkan. Kemudian datang keponakanku yang berumur 2 tahun, dengan tingkahnya yang konyol dan menggemaskan ia meminta air minum kepadaku, akhirnya aku memberinya minum. Suasana sangat bahagia pada saat itu. Kurasa waktu begitu terburu-buru, kini langit sudah berubah warna menjadi gelap, pertanda bahwa hari sudah berganti malam. Gaung takbir pun telah terdengar, “Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar Walillahilham..” Sejak tadi sore aku dan keluargaku tidak berhenti-hentinya menyiapkan dan merapihkan rumah untuk menyambut lebaran esok hari, kue-kue lebaran sudah disiapkan beserta ketupat sayur yang sudah matang, baju lebaran sudah disetrika. Setelah itu, aku, ibu, dan ayahku saling menggemakan takbir di rumah. Aku sudah tidak sabar untuk hari lebaran, biasanya setiap lebaran aku dan keluargaku keliling kampung untuk bersalaman dan bermaaf-maafan. Kakakku setiap malam takbiran selalu mengikuti lomba takbir dan Alhamdulillah ia dan timnya mendapatkan juara 2 untuk tahun ini. Hari telah berganti, hari yang kutunggu-tunggu sudah tiba. Namun, ada yang aneh pada pagi hari ini. Aku terbangun karena mendengar suara tangisan ibuku. Suara itu terdengar dari kamar ayah dan ibuku. “Ayah, bangun, Yah jangan tinggalkan kami.” Kata ibu bersamaan dengan isak tangisnya. “Ayah, bangun!” Kata kakakku. Aku segera berlari menuju kamar ayah dan ibu, ternyata ayahku sudah pergi mendahului kami. Aku sangat tidak menyangka, sekujur tubuhku lemas atas kejadian itu, “Innalilahi wa innailaihi raji’un” ucapku dalam hati. Bibirku tidak sanggup untuk mengeluarkan satu kata pun, hanya air mata yang mengalir deras di pipiku. Ibu memelukku dan mencoba menenangkan aku yang sudah tidak berdaya. Lalu kakakku segera pergi ke rumah RT dan pergi ke masjid untuk memberikan informasi atas meninggalnya ayah kami. Hati kami begitu hancur, di hari raya yang fitri nan suci, kami berharap akan bahagia bersama keluarga besar, ternyata ayah sudah pergi dijemput Sang Ilahi. Hanya doa yang bisa kupanjatkan, semoga ayah dapat tenang di alam sana, dan ayah dapat masuk ke dalam surga-Nya Allah SWT, Aamiin. Ternyata Ramadan tahun ini adalah Ramadan terakhir bersama ayah, begitu juga untuk Idul Fitri tahun ini, ayah tidak lagi menemani. Ayah membiarkan kami merayakan lebaran tanpa dirinya. Hatiku hancur, belum sempat diri ini meminta maaf kepadanya. Belum sempat diri ini membahagiakan dirinya. Kini aku hanya memiliki satu orang tua, yaitu Ibuku. Aku selalu berdoa agar ibuku diberi umur yang panjang dan sehat selalu, agar kami bisa selalu bersama-sama dan aku dapat membuat bangga serta memberi kebahagiaan kepada ibuku selama di dunia. Kebiasaan kami untuk berkeliling kampung saat Idul Fitri pun tidak terlaksana pada tahun ini, karena kami harus mengurus dan mengubur jenazah ayah. “I love you, Ayah. Nanti kita kumpul lagi, ya di surga-Nya Allah. Aamiin.” Kataku, lalu menyium kening ayah sebelum dimasukkan ke dalam keranda oleh para tetanggaku. Aku melihat ibu mencoba untuk tetap tegar, kakakku yang ikut mengangkat jenazah ayah pun mencoba untuk terlihat baik-baik saja, walaupun aku tahu dalam hatinya begitu hancur atas kepergian ayah. Tahun ini Idul Fitri terakhirku bersama ayah. oleh Hamidah, Universitas Negeri Jakarta Post Views 1,998 5v1oeL.
  • vzjwxkg10c.pages.dev/445
  • vzjwxkg10c.pages.dev/174
  • vzjwxkg10c.pages.dev/212
  • vzjwxkg10c.pages.dev/250
  • vzjwxkg10c.pages.dev/366
  • vzjwxkg10c.pages.dev/179
  • vzjwxkg10c.pages.dev/417
  • vzjwxkg10c.pages.dev/90
  • cerpen tentang idul fitri