AkhlakTerhadap Diri Sendiri, Allah SWT Dan Rasulnya DOSEN PENGAMPU: MUHAMMAD KAMIL S.Ag., OLEH: Sri Yulina Ginting 1810110026 Makalah ini kami beri judul “Akhlaq Terhadap Tuhan, Rasul, dan Manusia” karena judul ini kami rasa cukup untuk menggambarkan fenomena tersebut diatas sesuai dengan isi makalah ini.
Buletin At-Tauhid edisi 41 Tahun XI Suatu hari, ibunda Aisyah radhiyallahu’anha bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam Wahai Rasulullah! Ibnu Jud’an, dahulu di zaman jahiliyah, adalah seorang yang senantiasa menyambung tali silaturahim dan memberi makan orang miskin, apakah itu semua bermanfaat baginya kelak di akhirat? Nabi shallallahualaihi wasallam menjawab, “Hal itu tidak bermanfaat baginya karena dia tidak pernah sedikit pun mengucapkan, “Wahai Rabb-ku, ampunilah dosa-dosaku di hari kiamat kelak.” HR Muslim. Hadits ini menceritakan tentang Ibnu Jud’an, yaitu seseorang dari kaum jahiliyah yang terkenal suka membantu orang yang lemah dan suka menyambung silaturrahim. Namun Rasulullah mengabarkan bahwa kebaikannya kepada manusia itu tidak akan bermafaat bagi dirinya kelak di hari akhir. Hal tersebut karena ia belum mengatakan “Wahai Rabb-ku, ampunilah dosa-dosaku di hari kiamat kelak”. Maksudnya ia belum beriman kepada Allah dan juga hari kebangkitan yang ia akan dihisab dan diberi pembalasan atas apa yang telah dilakukannya. Dan orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan maka ia tergolong sebagai orang kafir. Dan orang kafir tidak akan Allah terima amalannya. Adapun orang kafir yang luhur akhlaknya di dunia, Allah memberikan balasan atas amal baiknya hanya di dunia saja, yaitu berupa kesehatan, harta yang melimpah dan keturunan yang banyak. Adapun di akhirat ia akan mendapatkan balasan dan kedudukan yang sama dengan orang-orang kafir lainnya. Hakikat akhlak mulia Lalu sebenarnya apakah akhlak itu? Bagaiamana bisa semua kebaikan yang dia lakukan kepada sesama manusia tidak memiliki arti dan tidak bermanfaat sama sekali baginya di hari kiamat kelak? Padahal Rasulullah shallallahualaihi wasallam bersabda “Kebajikan itu keluhuran akhlak” HR. Muslim. Untuk menjawab hal tersebut, marilah kita lihat perkataan Ibnu Rajab Al Hanbali mengenai hadits di atas “Diantara makna al birr kebajikan adalah mengerjakan seluruh ketaatan, baik secara lahir maupun batin. Makna seperti ini tertuang dalam firman Allah Ta’ala artinya “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” QS. Al Baqarah 177. Dari penjelasan Ibnu Rajab di atas, dengan dalil ayat 177 surat Al Baqarah, kita dapat pahami bahwa kebaikan yang paling utama yaitu menjalankan apa yang Allah perintahkan kepada kita dalam wahyu yang diturunkan-Nya melalui Nabi-Nya shallallahu’alaihi wa sallam. Barulah setelah itu kita menjalankan akhlak kepada sesama makhluk. Oleh karena itu, akhlak kepada Allah Ta’ala berupa ketaatan adalah dasar dari diterimanya segala amalan baik kepada sesama makhluk di dunia, seperti memberi harta yang dicintai kepada kerabat, anak, istri, anak-anak yatim, orang miskin, dan musafir, serta kebaikan-kebaikan lainnya yang disebutkan dalam ayat tadi. Jika sesuatu yang menjadi dasarnya tidak dipenuhi, maka bagaimana cabang-cabangnya bisa terpenuhi dengan sempurna? Yang menjadi dasar adalah keimanan. Jika dasarnya tersebut sudah ada, maka amalan kebaikan yang kita lakukan dapat bermanfaat dan berbuah pahala. Sebagaimana seseorang yang masuk kuliah. Jika status sebagai mahasiswa saja tidak dimiliki karena tidak ikut seleksi untuk menjadi mahasiswa, bagaimana ia bisa mendapat nilai dan ijazah kuliahnya tersebut? Marilah bersama-sama kita renungkan! Karena sesunguhnya kesempurnaan akhlak mulia adalah beradab kepada Allah Ta’ala, Rabb semesta alam. Yaitu dengan mengetahui hak Rabb-nya dan bersegera memenuhi hak Rabb-nya dari perkara yang diwajibkan atasnya serta dari sunnah yang dimudahkan atasnya. Sehingga seorang hamba dapat mencapai derajat yang tinggi di hadapan Allah Ta’ala. Berakhlak mulia kepada Rasulullah Konsekuensi dari pentingnya adab kita kepada Allah yaitu berupa ketaatan kepada-Nya adalah kita juga mentaati Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Sebagaimana firman Allah dalam ayat-Nya yang mulia artinya “Barangsiapa yang mentaati Rasul, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling dari ketaatan itu, maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka” QS. An Nisa 80. Oleh karena itu, mentaati Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga merupakan bentuk ketaatan kita kepada Allah Ta’ala. Sedangkan jika seseorang berpaling, maka tidak ada satupun yang dirugikan kecuali dirinya sendiri. Dan ketaatan kepada Rasul juga termasuk salah satu adab kita sebagai umatnya kepada Rasulullah, sebagaimana banyak disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya artinya “Taatilah Allah, dan taatilah Rasul” QS. An Nisa 59. Diantara perkara lain yang merupakan bentuk akhlak kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam yaitu mencintainya melebihi seluruh makhluk. Sebagaimana hadits dari Anas Radhiyallahu’anhu, beliau berkata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Tidak akan sempurna keimanan seseorang sampai aku menjadi orang yang lebih ia cintai dari anaknya, orang tuanya, dan semua manusa” HR. Bukhari dan Muslim. Ibnu Taimiyah menjelaskan adapun sebab kita harus lebih mencintai dan mengagungkan beliau shallallahu alaihi wa sallam dibanding siapapun, adalah karena kebaikan yang paling agung yang bisa kita rasakan di dunia saat ini maupun di akhirat nanti tidak akan bisa tergapai oleh kita kecuali dengan sebab Nabi, yaitu dengan cara mengimani dan mengikutinya. Dan juga seseorang tidak terhindar dari adzab dan tidak juga bisa mendapatkan rahmat Allah kecuali dengan perantara beliau dengan cara mengimaninya, mencintainya, membelanya, dan mengikutinya. Dan beliaulah yang menjadi sebab Allah menyelamatkan kita dari adzab dunia dan akhirat. Dan beliaulah yang menjadi perantara untuk mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat. Maka termasuk nikmat yang paling besar dan paling bermanfaat adalah nikmat keimanan. Dan nikmat tersebut tidak akan bisa kita peroleh kecuali melalui perantara beliau. Oleh karena itu, diutusnya nabi lebih bermanfaat dibanding diri kita sendiri dan harta kita. Maka siapapun yang Allah keluarkan dari kegelapan menuju cahaya yang terang-benderang, tidak ada jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah selain melalui jalan yang beliau ajarkan. Adapun diri seseorang dan keluarganya, tidak memiliki kuasa apapun untuk menyelamatkan diri jika tanpa sebab beliau shallallahu alaihi wa sallam di hadapan Allah Ta’ala Majmu’ Fatawa. Dari pemaparan di atas, kita bisa menarik kesimpulan 1 bahwa Iman adalah syarat diterimanya amal shalih dan kebermanfaatan amal shalih tadi bagi kita di akhirat kelak. Sebagaimana firman Allah Ta’ala artinya “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan“ QS. An Nahl 97. 2 Orang yang musyrik, bagaimana pun amalan baiknya ketika di dunia, tidak akan membuat dia mendapat ampunan di hari kiamat. Allah Ta’ala berfirman artinya “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan Tuhan, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi” QS. Az Zumar 65. 3 dan juga amalannya itu tidak menambah berat amalan baiknya di hari kiamat, hanya akan mendapatkan balasan di dunia, namun tidak di akhirat, 4 bahwa orang yang tidak megimani hari kebangkitan adalah orang yang kafir, karena ia tidak mengimani salah satu dari rukun iman, yang semua umat islam diwajibkan utuk mengimaninya, dan ia juga tidak akan mendapatkan ampunan di hari kiamat kecuali jika ia telah bertaubat ketika masih hidup di dunia. 5 adapun taat kepada Rasul, termasuk bentuk ketaatan kepada Allah. Dengan demikian, juga merupakan salah satu akhlak yang luhur kepada Allah juga Rasul-Nya shallallahu’alaihi wa sallam, 6 Begitu juga dengan mencintai Nabi shallallahu’alaihi wa sallam , adalah bentuk berakhlak mulia kepada Rasul dan bukti kesempurnaan Iman seseorang. Demikian dari kami, semoga Kita tergolong orang yang paling berakhlak, baik kepada Allah dan Rasul-Nya, maupun kepada sesama makhluk Allah, dan kita tergolong orang yang mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Aamiin Penulis Parangeni Muhammad Lubis Alumni Ma’had Al-Ilmi Yogyakarta Murojaah Ust. Abu Salman, BIS
- Пс дαփеቂጴςօጇ
- Еհ ощеቩሁ σωноλе
- Евсочиችևդ яቼըвсуψօце
Wajibhukumnya berhusnuzhan kepada Allah dan rasul-Nya, wujud husnuzan bagi Allah dan Rasul-Nya antara lain: Meyakini dengan sepenuh hati semua perintah Allah dan Rasul-Nya adalah untuk kebaikan manusia. Beberapa bentuk akhlak terhadap Allah SWT, diantaranya: 1.Menaati segala perintah-Nya. Hal pertama yang harus dilakukan seorang
Akhlak Terpuji Kepada Allah dan Rasulullah – Di berbagai tempat dan kesempatan, seringkali terdengar di telinga ajakan untuk memperbaiki akhlak. Akhlak sering disebut sebagai suatu perkara yang menjadi titik penilaian seorang manusia. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim yang beriman sangat ditegaskan agar kita memiliki ahklak yang terpuji kepada diri sendiri, orang lain, terutama akhlak terpuji kepada Allah dan Rasul-Nya. Lantas apa yang dimaksud dengan akhlak terpuji itu sebenarnya? Secara singkat, akhlak terpuji adalah tingkah laku seseorang yang didasari oleh kesadaran untuk atau dalam melakukan suatu akhlak kepada Allah adalah satu sikap atau tindakan yang dilakukan hamba sebagai makhluk kepada Sang Khalik Allah SWT. Kenapa manusia harus memiliki akhlak terpuji kepada Allah SWT dan Rasulullah, selain akhlak terpuji kepada sesama? Apa saja contoh akhlak terpuji kepada Allah dan Rasulullah? Simak ulasan kami berikut IsiAkhlak Terpuji Kepada Allah Dan RasulullahContoh Akhlak Terpuji Kepada Allah1. Melaksanakan Ibadah Wajib2. Dzikir3. Berdo’a kepada Allah4. Tawakal5. TawadukAkhlak Terpuji Kepada Rasulullah1. Menjalankan Sunnah Nabi SAW2. Taat kepada kepada Rasulullah SAW3. Membaca Shalawat Untuk Nabi SAW4. Mencintai Keluarga dan Sahabat Rasulullah SAWAkhlak Terpuji Kepada Allah Dan RasulullahUntuk menjawab beberapa pertanyaan di poin sebelumnya. Berikut ini adalah empat alasan mengapa seorang makhluk terutama manusia harus memiliki akhlak terpuji kepada Allah Allah Yang Maha PenciptaAlasan pertama adalah karena, Allah-lah yang menciptakan manusia. Maka, tak ada alasan bagi seorang hamba untuk durhakan dan tidak memiliki akhlak terpuji kepada pencipta-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat adz-Dzariyat ayat ke 56 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ“Dan tak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka menyembah-Ku.”2. Allah Yang Maha MemberiTak hanya menciptakan manusia, Allah juga telah memberikan apa saja yang manusia butuhkan. Bahkan, tanpa harus kita minta dahulu. Contohnya adalah, alat panca indera yang kita miliki dan kita gunakan hingga saat ini. Seperti yang telah difirmankan-Nya di surat an-Nahl ayat 78 وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.“3. Allah Yang Maha MemudahkanTak pernahkan kita berfikir bahwa semua kemudahan-kemudahan yang kita rasakan dalam hidup adalah berkah permberian dari Allah SWT. Dia-lah Yang Maha Memudahkan hingga kita bisa hidup berkecukupan sampai saat ini. Di-lah yang menciptakan udara hingga kita bisa mudah untuk bernafas. Dia yang menciptakan air yang berlimpah hingga kita bisa mudah memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Dan masih banyak yang Firman Allah di surat Al-Jatsiyah ayat 12 – 13 adsbygoogle = [].push{};اللَّهُ الَّذِي سَخَّرَ لَكُمُ الْبَحْرَ لِتَجْرِيَ الْفُلْكُ فِيهِ بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ“Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia -Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur.” QS. Al-Jatsiyah12وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مِنْهُ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ“Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, sebagai rahmat daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” QS. Al-Jatsiyah134. Allah Yang Maha MemuliakanAllah juga lah yang memberikan kemulian kepada hamba-Nya manusia, hingga manusia disebut sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Hal itu bisa ketahui dari firman Allah dalam surat Al-Israa’ ayat 70 وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. “Dan masih banyak lagi alasaan lainnya yang mengharuskan kita memiliki akhlak terpuji kepada Allah SWT. Lantas bagaimana contoh akhlak terpuji kepada Allah yang bisa kita lakukan di kehidupan sehari-hari? Simak berikut Akhlak Terpuji Kepada Allah1. Melaksanakan Ibadah WajibSebagai seorang hamba manusia yang taat kepada Rabb-Nya, salah satu cotoh akhlak terpuji kepada Allah adalah dengan menjalankan perintah-Nya. Termasuk menjalankan ibadah yang telah diwajibkan. Taat dalam beribadah ini sebagai dasar akhlak terpuji kepada Allah dan bukti ketundukan seorang hamba kepada DzikirBerdizikir atau mengingat Allah SWT dengan menyebut nama-Nya adalah bentuk totalitas penghambaan. Aktivitas ini juga termasuk salah satu akhlak terpuji kepada Allah. Selain itu, banyak manfaat yang akan kita rasakan dengan mendawamkan dzikir. Yang paling utama dari hikmah berdzikir adalah mendekatkan diri kepada Allah.adsbygoogle = [].push{};3. Berdo’a kepada AllahDo’a dalam arti yang sederhana adalah memohon. Memohon kepada Allah SWT atas segala sesuatu yang diinginkan. Terutama berdo’a agar Allah senantiasa memberikan Ridhla kepada kita, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan berdo’a secara tak langsung manusia telah mengakui akan eterbatasannya, dan menyandarkan segala sesuatunya kepada Yang Maha Kuasa. Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang senantiasa berdo’a kepada-Nya. Bahkan bagi mereka yang tak pernah berdo’a, Allah menyebutnya sebagai orang yang sombong. Sedangkan sombong adalah sikap yang paling dibenci oleh Allah TawakalTawakal adalah berserah diri, atau pasrah. Ya! Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui akan segala sesuatu hal terkait dengan makhluk-Nya. Berserah diri adalah adab atau akhlak terpuji kepada Allah yang harus dilakukan oleh seorang hamba. Mengingat bahwa kita tak memiliki daya dan kekuatan apa-apa kecuali dari Allah TawadukRendah hati atau tidak menyombongkan diri. Seprti yang telah kita singgung sebelumnya, sombong adalah sikap tercela yang dibenci Allah SWT. Sedangkan manusia adalah makhluk yang rendah dibandingkan dengan Allah Yang Maha Perkasa, Maka, tak ada satupun alasan bagi kita untuk menyombongkan diri dihadapan Allah Azza wa Terpuji Kepada Rasulullah1. Menjalankan Sunnah Nabi SAWMelestarikan atau menjalankan sunnah Nabi SAW adalah contoh akhlak terpuji kepada Rasulullah. Sunnah sendiri adalah ucapan atau perbuatan yang dilakukan Rasulullah semasa Taat kepada kepada Rasulullah SAWRasulullah adalah utusan Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak manusia di seluruh muka bumi. Maka, taat kepada Rasulullah SAW adalah sama dengan taat kepada perintah Allah Membaca Shalawat Untuk Nabi SAWShalawat merupakan bentuk jamak alat yang artinya doa. Membaca shalawat adalah menco’akan Nabi SAW agar senantiasa mendapat limpahan berkah dari Allah SAW. memperbanyak baca shalawat juga merupakan salah satu bukti tanda cinta kepada Rasulullah SAW dan akhlak terpuji kepada Rasulullah Mencintai Keluarga dan Sahabat Rasulullah SAWSebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan dalam sebuah hadits عن أبي سَعِيْد الخُذْرِي قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إنَّنِيْ تَارِكٌ فِيْكُمُ الثَّقَلَيْنِ كِتَابَ اللهِ وَعِتْرَتِي أهْلُ بَيْتِيْ. رواه الترمذي“Dari Abi Said al-Khudri ia berkata, Rasululla SAW bersabda, “Sesungguhnya aku tinggalkan untuk kalian dua wasiat, Kitabullah Al-Qur’an dan keluargaku.” HR at-TirmidziSedangkan perintah Nabi SAW untuk mencintai sahabatnya, juga diabadikan dalam hadits dari riwayat Abu Hurairah Ra. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda لَا تَسُبُّوْا أصْحَابِي لَا تَسُبُّوْا أصْحَابِي فَوَ الّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَوْ أنَّ أحَدَكُمْ أنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا أدْرَكَ مُدَّ أحَدِهِمْ وَلَا تَصِيْفَه“Janganlah kalian mencaci para sahabat, janganlah kalian mencaci sahabatku! Demi Dzat Yang Menguasaiku, andaikata salah satu diantara kalian menafkahkan emas sebesar gunung Uhud, maka pahala nafkah itu tidak akan menyamai pahala satu mud atau setengahnya dari nafkah mereka.” HR Muslim.
Seorangmuslim tidak bersumpah kecuali dengan nama Allah dan tidak bersumpah kecuali jika isinya benar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: مَنْ كَانَ حَالِفًا فَلْيَحْلِفْ بِاللَّهِ أَوْ لِيَصْمُتْ. “Barang siapa yang bersumpah, maka bersumpahlah dengan nama Allah atau diamArticlePDF Available AbstractThis paper discusses akhlak concept and it`s conceptualization of Islamic primary school. In Islam akhlak occupy a very vital position because it involves horizontal and vertical relations. Likewise in Islamic primary school akhlak becomes a pillar on other pillars. Akhlak determination is very important in setting educational goals, teaching practices, methods, infrastructure, values that are instilled and all implementation. When akhlak and values of Islam are not contained in education, it is certain that the pillars of education are impossible to realize properly. The akhlak contribution in the conceptualization of Islamic primary school; first, help formulate educational goals. Second, help in formulating the characteristics and content of the curriculum. Third, help formulate the characteristics of professional teachers. Fourth, help formulate a code of ethics and school discipline. Fifth, make teaching and learning activities that produce students have noble character. Sixth, creating a clean, orderly, safe, peaceful, comfortable, and conducive learning environment. Realization of the concept can be started with further teaching followed by habituation education, exemplary, practice, coupled with examples, as well as explanations, coaching to finally become characters Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 STAIN Curup – Bengkulu pISSN2580-362X;e ISSN2580-3611 Akhlak dalam Islam dan Kontribusinya Terhadap Konseptualisasi Pendidikan Dasar Islam Ahmad Sahnan Institut Agama Islam Negeri IAIN Purwokerto sahnan Abstract This paper discusses akhlak concept and it`s conceptualization of Islamic primary school. In Islam akhlak occupy a very vital position because it involves horizontal and vertical relations. Likewise in Islamic primary school akhlak becomes a pillar on other pillars. Akhlak determination is very important in setting educational goals, teaching practices, methods, infrastructure, values that are instilled and all implementation. When akhlak and values of Islam are not contained in education, it is certain that the pillars of education are impossible to realize properly. The akhlak contribution in the conceptualization of Islamic primary school; first, help formulate educational goals. Second, help in formulating the characteristics and content of the curriculum. Third, help formulate the characteristics of professional teachers. Fourth, help formulate a code of ethics and school discipline. Fifth, make teaching and learning activities that produce students have noble character. Sixth, creating a clean, orderly, safe, peaceful, comfortable, and conducive learning environment. Realization of the concept can be started with further teaching followed by habituation education, exemplary, practice, coupled with examples, as well as explanations, coaching to finally become characters. Keywords Akhlak, Akhlak Contributions, conceptualization, Islamic Primary school. Abstrak. Tulisan ini membahas konsep akhlak dan konseptualisasinya terhadap pendidikan Dasar Islam. Dalam ajaran Islam akhlak menempati posisi yang sangat vital karena ia menyangkut hubungan horizontal dan vertikal. Demikian halnya dalam pendidikan Islam akhlak menjadi pilar di atas pilar lainnya. Penetapan akhlak sangat penting dalam penetapan tujuan pendidikan, peraktik mengajar, metode, sarana prasarana, nilai-nilai yang ditanamkan dan seluruh pelaksanaannya. Metode dalam tulisan ini bersipat library research dikumpulkan dari data-data yang ada. Adapun hasil dari tulisan ini 100 AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 menunjukkan bahwa akhlak sangat berkontribusi dalam konseptualisasi pendidikan dasar Islam yakni sebagai berikut; pertama, membantu merumuskan tujuan pendidikan. Kedua, membantu dalam merumuskan ciri-ciri dan kandungan kurikulum. Ketiga, membantu merumuskan ciri-ciri guru profesional. Keempat, membantu merumuskan kode etik dan tata tertib sekolah. Kelima, menjadikan kegiatan belajar mengajar yang menghasilkan siswa mempunyai akhlak mulia. Keenam, menciptakan lingkungan pendidikan yang bersih, tertib, aman, damai, nyaman, suasana belajar yang kondusif. Terealisasinya konsep tersebut dapat diawali dengan pengajaran seterusnya dilanjutkan dengan pendidikan pembiasaan, keteladanan, pengamalan, dibarengi contoh, serta penjelasan, pembinaan hingga akhirnya menjadi karakter. Kata Kunci Akhlak, Kontribusi Akhlak, konseptualisasi, Pendidikan dasar Islam. PENDAHULUAN Berbicara tentang akhlak adalah pembahasan yang tidak ada habisnya. Topik tentang akhlak merupakan pembahasan yang selalu menarik untuk dibicarakan. hal ini disebabkan, akhlak yang baik kemudian akan berperan sebagai sistem perilaku yang akan menciptakan harmonisasi dalam kehidupan manusia. Sebagaimana akhlak terbagi kepada akhlak terpuji dan tercela, namun sayangnyaakhir-akhir ini akhlak tercela sering kita jumpai dalam berita yang menghiasi wajah televisi maupun dimedia masa tentang kemorosotan akhlak. Seperti halnya kasus pelecehan seksual, gaya hedonisme, tawuran, penganiyaan terhadap guru, tindakan korupsi dan sebagainya. Maraknya kasus-kasus demoralitas dan kemerosotan akhlak ini merupakan tanggung jawab kita bersama. Salah satu solusi pencegahan akhlak ini tercela ini dengan melalui pendidikan akhlak itu sendiri. Dengan mengembalikan defenisi dan menanamkan nilai-nilai akhlak yang sebenarnya. Tulisan ini menurut penulis bisa menjadi salah satu acuan dalam menjawab terkait kasus-kasus kemorostan akhlak. Maka dari itu penulis akan membahas tentang konsep akhlak dan konseptualisasinya terhadap pendidikan Dasar Islam. Pengertian Akhlak Dan Moral Kata akhlak merupakan bentuk jama` dari bahasa arab khuluqun yang memiliki arti sajiyyatun, tabi`tun, atau `adatun, yang artinya karakter, tabiat atau adat kebiasaan, atau disebut juga etika. Akhlak juga sering disebut dengan moral, Ahmad Sahnan Pandangan Islam Tentang Akhlak dan Moralitas... 101 dimana ia merupakan satu kali tindakan manusia yang diulang secara terus menerus, dan akhirnya menjadi adat kebiasaan yang menyatu dalam diri perilakunya. Pengertian akhlak dalam pengertinnya sangatlah luas tidak hanya sebatas pengertian sopan santun atau moral. Meskipun dalam hal ini diantara pakar ada yang berpendapat bahwa dalam pengertan antara kebiasaan dan moral, karena kebiasaan dapat didefenisikan sebagai adat istiadat yang tidak merugikan, sebagai contoh, kebiasaan minum teh pada pagi hari, sedangkan moral adalah perlakuan terhadap orang Perbuatan-perbuatan manusia dapat dianggap sebagai akhlak apabila memenuhi dua syarat sebagai berikut pertama, perbuatan-perbuatan itu dilakukan berulang kali sehingga perbuatan-perbuatan itu menjadi kebiasaan. Kedua, perbuatan-perbuatan itu dilakukan dengan kehendak sendiri bukan karena adanya tekanan-tekanan yang datang dari luar seperti ancaman dan paksaan atau sebaliknya melalui bujukan dan rayuan. 2Tatanan akhlak tidak hanya terbatas pada penyusunan hubungan antara manusia dengan manusia lain, tetapi lebih dari itu juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang terdapat dalam wujud dan kehidupan, dan lebih jauh lagi mengatur hubungan antara hamba dengan Adapun Al-Toumi Al-Syaibani menjelaskan keistimewaan atau ciri akhlak Islam dalam tujuh kategori, yaitu universal, keseimbangan, kesederhanaan, mengambil jalan tengah, tidak berlebihan dan berkurang, realistik sesuai dengan kemampuan manusia dan sejalan dengan naluri yang sehat, kemudahan tidak memberatkan kecuali dalam batas-batas kekuatannya, mengikat perkataan dengan amal dan teori dengan praktik, dan tetap dalam dasar-dasar dan prinsip-prinsip akhlak Akhlak mempunyai tujuan ganda, menciptakan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam kerangka tujuan akhlak untuk kebahagiaan ini, Imam al-Ghazali membagi kebahagiaan dunia menjadi empat bagian pokok, yaitu kebaikan 1 Juwariyah, Pendidikan Moral Dalam Puisi Imam Syafi`i dan Ahmad Syauqi, Yogyakarta Bidang Akademik, 2008, 274 2Rachman Assegaf, Filsapat Pendidikan Islam, Jakarta Raja Grafindo Persada, 2011, 42 3Semboro Ardi Widodo, Kajian Filosofis Pendidikan Barat dan Islam, Jakarta Fifamas,2003, 166 4Ibid,167 102 AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 badan, kebaikan jiwa, kebaikan luar, dan kebaikan dari Allah. Dan kebaikan yang tertinggi adalah kebahagiaan akhirat yang kekal dan tidak akan Sedangkan moral mengandung pengertian baik, buruk, yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan lain sebagainya. Atau bisa juga berarti akhlak, budi pekerti, atau susila. Sedangkan menurut Peospoprodjo, bahwa moral adalah suatu kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, serta baik atau buruk. Moral juga dikatakan sebagai padanan dari etika, yang berasal dari bahasa Yunani ethos yang juga bermakna hukum, adat istiadat, kebiasaan, budi pekerti. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kata moral, etika, sopan santun, budi pekerti, akhlak, adat istiadat, undang-undang hukum, serta norma, semuanya itu mengandung makna atau pengertian, yang untuk tidak dikatakan sama tidak mengandung perbedaan yang berarti. 6 Sistem moral adalah suatu keseluruhan tatanan yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang satu sama lain saling mempengaruhi, atau bekerja dalam satu kesatuan, atau keterpaduan yang bulat, yang berorientasi kepada nilai dan moralitas islam. 7Oleh karena itu pendidikan Islam bertujuan pokok pada pembina akhlak mulia, maka sistem moral islami yang ditumbuhkembangkan dalam proses kependidikan adalah norma yang berorientasi kepada nilai-nilai islami. Islam menuntut manusia agar melaksanakan sistem kehidupan yang didasarkan atas norma-norma kebajikan dan jauh dari kejahatan. Ia memerintahkan perbuatan yang makruf dan menjauhi kemungkaran, bahkan manusia dituntut agar menegakkan keadilan dan menumpas kejahatan dalam segala bentuknya. Sistem moralIslam, dengan demikian, berpusat pada sikap mencari rida Allah, pengendalian nafsu negatif, dan kemampuan berbuat kebajikan serta menjauhi perbuatan jahat. 8 Dalam agama Islam penggunaan kata akhlak, moral, etika sangat dibedakan karena dalam Islam penggunaan akhlak sangat luas tidak hanya sekedar sopan santun, budi pekerti, moral dll. Sedangkan dalam Islam berkenaan dengan manusia selaku hamba Allah, akhlak manusia terhadap Allah menempati kedudukan yang sangat sentral dan vital. Rasul bersabda dalam hadis aku diutus tiada lain hanya untuk menyempurnakan kebaikan akhlak. Atau yang 5Ibid, 168 6Juwariyah, Pendidikan moral....., 234 7Muzayyin Arifin, Filsapat Pendidikan Islam, Jakarta Bumi Aksara, 2003, 126 8Ibid, 129 Ahmad Sahnan Pandangan Islam Tentang Akhlak dan Moralitas... 103 semakna dengan ungkapan itu. Kalau pernyataan itu kita cermati, akhlak sebagai misi Rasulullah SAW. Yang bersipat menyeluruh, tentu mengandung arti yang sangat luas, seluas ajaran Islam yang beliau sampaikan. Paling sedidkit akhlak pasti mencakup lima hubungan akhlak manusia dalam berhubungan dengan Allah, diri sendiri, keluarga, masyarakat dan alam. Tauhid harus menjadi jiwa ibadah. Tidak ada ibadah dan akhlak baik kepadanya tanpa tauhid. Pelanggaran terhadap ketauhidan dalam beribadah merupakan akhlak terburuk kepadanya, membuahkan dosa yang tidak terampun berbeda dengan dosa lainnya. 9 Penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa moral etika lebih dominan dari manusia untuk manusia, moral/etika menyangkut hubungan horizontal antropresentris sedangkan akhlak menyangkut hubungan horizontal dan vertikal sekaligus. Selanjutnya dalam menentukan standar baik buruk dalam akhlak ialah agama yang sumbernya wahyu dan akal fikiran sekaligus. Adapun baik buruk diluar agama hanya ditentukan oleh perasaan, akal dan hubungan akhlak berangkat dari ketajaman perasaan/hati nurani/fuad serta akidah dan keimanan. Macam-macam Akhlak Dilihat dari segi hubungan manusia dengan dirinya, serta hubungannya dengan Tuhan, manusia dan lainnya, maka akhlak itu ada yang berkaitan dengan dirinya sendiri, dengan Tuhan, dengan manusia, dengan masyarakat, dengan alam, dan dengan segenap makhluk Tuhan lainnya yang ghaib. Akhlak dengan diri sendiri antara lain tidak membiarkan dalam keadaan lemah, tidak berdaya dan terbelakang, baik secara fisik, intelektual, jiwa, spiritual, sosial dan emosional. Akhlak terhadap diri sendiri dilakukan dengan cara membuat diri secara fisik dalam keadaan sehat, kokoh dan memiliki berbagai keterampilan mengisi otak dan akal fikiran dengan berbagai pengetahuan, mengisi jiwa dengan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan, dan seni, mengisi jiwa dengan kemampuan bersosialisasi dengan masyarakat sekitarnya dan Adapun akhlak terhadap Tuhan antara lain dengan mengenal, mengetahui, mendekati, dan mencintainya, melaksanakan segala perintahnya 9Ahmad Janan Asifuddin, Mengikuti Pilar-Pilar Pendidikan Islam, Yogyakarta SUKA-Press, 2010,95-96 10Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat, Jakarta Rajawali Press, 2012, 209 104 AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 dan menjauhi segala larangannya menghiasi diri dengan sifat-sifatnya atas dasar kemampuan dan kesanggupan manusia, membumikan ajarannya dalam kehidupan individu, masyarakat dan Ahmad Janan juga menyatakan bahwa hubungan Akhlak setidaknya terdapat akhlak kepada Allah, Rasullah, diri sendiri, keluarga, masyarakat, alam dan negara. Misalnya Akhlak terhadap Allah dengan mengamalkan seluruh ibadah wajib dan sebagai ibadah sunnah, dan menjauhi segala perbuatan syririk kepada-Nya. Terhadap diri sendiri seperti menjaga kesehatan, tidak merugikannya dan tidak membebani diri dengan beban yang terlampau berat diluar kemampuan. Kepada keluarga misalnya, menunaikan kewajiban kepada seluruh anggota lain, dan memberikan pendidikan agama benar-benar cukup bagi anak. Terhadap masyarakat, misalnya tolong menolong dalam kebaikan. Akhlak terhadap alam, seperti menjaga alam, mengelola, memelihara dan tidak merusaknya. Dan yang perlu di catat dalam hal ini, bahwasanya penjabaran hubungan akhlak di atas kesemuaannya dapat bernilai ibadah sepanjang mendapat ridha Allah dan disertai niat. 12 Prinsip Dasar Akhlak dan Moral Dalam Islam Dalamajaran Islam yang menjadi dasar-dasar akhlak adalah berupa al-Qur`an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Baik dan buruk dalam akhlak Islam ukurannya adalah baik dan buruk menurut kedua sumber itu, bukan baik dan buruk menurut ukuran manusia. Sebab jika ukurannya adalah manusia, maka baik dan buruk itu bisa Seseorang mengatakan bahwa sesuatu itu baik, tetapi orang lain belum tentu menganggapnya baik. Begitu juga sebaliknya, seseorang menyebut sesuatu itu buruk, padahal yang lain bisa saja menyebutnya baik. Semua ummat Islam sepakat pada kedua dasar pokok itu al-Qur`an dan Sunnah sebagai dalil naqli yang tinggal mentransfernya dari Allah Swt, dan Rasulullah Saw. Keduanya hingga sekarang masih terjaga keotentikannya, kecuali Sunnah Nabi yang memang dalam perkembangannya banyak ditemukan hadis-hadis yang tidak benar dha’if/palsu. 11Ibid, 12Janan, Mengungkit Pilar, 96 13Marjuki, Akhlak Mulia Pengantar Studi Konsep-Konsep Dasar Etika Dalam Islam, Yogyakarta Debut Wahana, 2009, 34 Ahmad Sahnan Pandangan Islam Tentang Akhlak dan Moralitas... 105 Melalui kedua sumber inilah kita dapat memahami bahwa sifat sabar, tawakkal, syukur, pemaaf, dan pemurah termasuk sifat-sifat yang baik dan mulia. Sebaliknya, kita juga memahami bahwa sifat-sifat syirik, kufur, nifaq, ujub, takabur, dan hasad merupakan sifat-sifat tercela. Jika kedua sumber itu tidak menegaskan mengenai nilai dari sifat-sifat tersebut, akal manusia mungkin akan memberikan nilai yang berbeda-beda. Namun demikian, Islam tidak menafikan adanya standar lain selain al-Qur`an dan Sunnah untuk menentukan baik dan buruknya akhlak manusia. Selain itu standar lain yang dapat dijadikan untuk menentukan baik dan buruk adalah akal dan nurani manusia serta pandangan umum masyarakat. Islama dalah agama yang sangat mementingkan Akhlak dari pada masalah-masalah lain. Karena misi Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan Akhlak. Manusia dengan hatinuraninya dapat juga menentukan ukuran baik dan buruk, sebab Allah memberikan potensi dasar kepada manusia berupa tauhid. Allah Swt. berfirman Artinya “Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab “Betul EngkauTuhan kami, kami menjadi saksi”. Kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan “Sesungguhnya kami bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini keesaan Tuhan”.” QS. al-A’raf 72. Prinsip Akhlak dalam Islam terletak pada Moral Force. Moral Force Akhlak Islam adalah terletak pada iman sebagai Internal Power yang dimiliki oleh setiap orang mukmin yang berfungsi sebagai motor penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk merefleksikan dalam tata rasa, tatakarsa, dan tatakarya yang kongkret. Dalam hubungan ini Rasulullah Saw, bersabda “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik diantara kamu ialah yang paling baik kepada istrinya” 106 AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 Selain itu yang menjadi dasar pijakan Akhlak adalah Iman, Islam, dan Islam. Al-Qur’an menggambarkan bahwa setiap orang yang beriman itu niscaya memiliki akhlak yang mulia yang diandaikan seperti pohon iman yang indah hal ini dapat dilihat pad asurat Ibrahim ayat 24 -26 , yang berbunyi 242526Artinya “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap tegak sedikit pun.”. Dari ayat diatas dapat kita ambil contoh bahwa ciri khas orang yang beriman adalah indah perangainya dan santun tutur katanya, tegar dan teguh pendirian tidak terombang ambing, mengayomi atau melindungi sesama, mengerjakan buah amal yang dapat dinikmati oleh di sisi lain, sebenarnya masihb anyak eori-teori yang berbicara mengenai dasar-dasar akhlak dengan menafikan pemikiran Islam, seperti relativisme akhlak. Yang mana berkat pembuktian realisme, maka kemutlakan akhlak adalah pendapat yang sahih dan relativisme akhlak tidak dapat diterima. Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa, kita akan memanen apa yang kita tanam. Dari ungkapan tersebut dapat kita tarik benangmerah, bahwasannya apa yang kita lakukan tidak ada hubungannya dengan sesuatu diluar diri kita, karena hubungan perbuatan kita berhubungan langsung dengan Tuhan. Tanpa adapihak ke-3. Oleh karena itulah dasar Ahklak memerlukan Disiplin Moral. Ahmad Sahnan Pandangan Islam Tentang Akhlak dan Moralitas... 107 Kant, filosof Jerman berpendapat bahwa Rasio Spekulatif, yaitu agendi dalam mekanisme tidak bernilai tinggi; namun rasio praktis, yaitu agen dari pelaksanaan hal-hal praktis, yang juga dimaknai sebagai “kesadaran akhlak” memiliki kegunaan yang pasti dan perintah-perintahnya bersifat Dan halini sering di maknai sebagai “kesadaran akhlak”. Dari sekian banyak ayat-ayat al-Qur`an yang membahas tentang akhlak dan moral, ini ada beberapa ayat yang mewakili yakni bisa dilihat seperti yang tersebut dalam al-Qur`an surah al-Qalam 4, al-Ahzab 21, Fuhshilat 34, al-Mu`minun 96 dll. Dan juga hadis yang populer dikalangan kita “sesungguhnya aku diutus ke muka bumi ini untuk menyempurnakan akhlak manusia “ Bukhari. Konseptualisasi Akhlak Terhadap Pendidikan Islam Posisi akhlak terhadap pendidkan Islam sangat penting dan menjadi pilar di atas semuanya. Tema ini sangat penting terhadap penetapan tujuan pendidikan, peraktik mengajar, metode, sarana prasarana, nilai-nilai yang ditanamkan dan seluruh pelaksanaannya. Karna bisa kita bayangkan ketika akhlak dan nilai-nilai islam tidak terdapat dalam diri seseorang maka kesemuan pilar-pilar pendidikan yang disebutkan di atas tidak akan dapat terealisasikan dengan baik. Sebagai contoh ketika seorang kepala sekolah tidak ada akhlak terhadap Allah dan dirinya dia akan melakukan korupsi terhadap sarana prasarna. Begitujuga dengan seorang guru ketika dalam dirinya tidak tertanam nilai-nilai akhlak Islam maka yang ada dalam dirinya hanya sekedar menyampaikan kewajibannya dengan mengajar saja tanpa memikirkan muridnya paham atau tidak. Begitujuga korupsi akan selalu meraja lela dalam negeri ini tanpa adanya penanaman nilai-nilai akhlak keislaman sekalipun pada dasarnya di Indonesia sudah mempelajari agama mulai dari sejak TK hingga tingkat Universitas. Tentu jika kita berbicara tentang benang merah pendidikan Islam sangatlah mudah karena, nuansa akhlak merupakan sumber nilai, dan internalisasi nilai-nilai merupakan salah satu tugas pokok pendidikan Islam. Dan yang menyebabkan terjadinya seperti contoh di atas karena, pendidikan internalisasi seperti metode keteladanan, pembiasaan amal, tuntunan, metode 14QurbaniLahiji, Risalah Sang Imam AjaranEtika Ali Bin AbiThalib, Jakarta al-Huda, 2011, 38 108 AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 targhib wa tarhib dan cara-cara yang berorientasi pada pembentukan sikap kurang mendapat porsi. Implikasi pandangan Islam tentang akhlak mewajibkan pendidikan Islam agar membangun akhlak islamiah pada peserta didik, baik yang menyangkut hubungan dengan Allah maupun dengan manusia dan sesama makhluk15. Adapun pengimplikasian akhlak dalam pendidikan dapat dimulai dari 1. Pengajaran artinya memberikan pengajaran secara konsep yang membahas tentang mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah menurut ukuran agama, hingga mereka mampu membedakan diantaranya. 2. Pembiasaan setelah memberikan pengajaran pembinaan selanjutnya dengan cara pembiasaan. Membiasakan hal-hal kebaikan dari sejak usia dini yang dilakukan secara kontinyu. Dengan pembiasaan hal-hal kebaikan seperti menebar kasih sayang terhadap sesama, suka menolong teman dalam hal kebaikan, dermawan akan mendarah daging dan menjadi sebuah karakter ketika nantinya dewasa. 3. Keteladanan tercapainya pembinaan akhlak yang baik dapat ditempuh melalui keteladanan. Alangkah baiknya ketika seorang guru memberikan pengajaran dengan memberikan langsung keteladanan. Seumpama ketika guru mengajarkan sopan santun gur tersebut dalam keseharian menunjukkan sopan santun terhadap muridnya. Jika guru menyuruh mengerjakan sesuatu guru ikut terlibat dalam pekerjaan tersebut. Sebagaimana yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW. 4. Paksaan dalam hal ini paksaan yang bentuknya dalam hal kebaikan tanpa menyakiti secara fisik. Paksaan ini bertujuan untuk membiasakan peserta didik dalam melakukan hal-hal kebaikan yang nantinya setelah terbiasa merasa tidak dipaksa lagi. Sama halnya ketika seseorang dipaksa untuk membaca yang pada gilirannya nanti terbiasa membiasa membaca tanpa harus dipaksa lagi. 5. Hadiah dan hukuman agar akhlak mahmudah dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik yang mengamalkan akhlak baik diberikan hadiah. Baik itu hadiah berupa materi maupun ungkapan kalimat yang menyenngkan hatinya dan memotivasi peserta didik lain untuk melakukan akhlak yang baik. Begitupun sebaliknya jika peserta 15Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf,142. Ahmad Sahnan Pandangan Islam Tentang Akhlak dan Moralitas... 109 didik yang melakukan akhlak mazmumah dengan memberikan hukuman yang sifatnya mengubah perilaku tercela kepada prilaku Kontribusi Akhlak dan Moral terhadap Pendidikan Dasar Islam SD/MI Pendidikan dasar Islam SD/MI merupakan salah satu jenjang pendidikan yang harus mendapatkan penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak dan moral. Sebagai pendidikan awal dan dasar ini menjadi sangat penting. Peserta didik yang ada dalam jenjang ini merupakan masa keemasan bagi anak. Masa ini adalah masa yang sangat potensial dalam mengembangkan potensi dirinya. Oleh karena itu masa pendidikan dasar inilah mulai ditanamkan akhlak-akhlak yang baik sehingga nantinya akan berkembang secara optimal ketika meranjak dewasa. Sehubungan dengan itu akhlak dan moralitas memiliki kontribusi yang sangat penting terhadap pendidikan dasar Islam. untuk lebih jelasnya, kontrubusi akhlak terhadap pendidikan dasar Islam SD/MI dipaparkan sebagaimana berikut ini17 1. Merumuskan tujuan pendidikan artinya, pemahaman tentang akhlak membantu merumuskan tujuan pendidikan, yaitu membentuk manusia agar memiliki akhlak mulia atau keperibadian yang utama yang ditandai oleh adanya integritas keperibadian yang utuh, satunya hati, ucapan dan perbuatan, memiliki tanggung jawab terhadap dirinya, masyarakat dan bangsanya, melaksanakan segala perintah Allah SWT, terbentuknya manusia yang baik, manusia yang berakhlak mulia, manusia yang sempurna, serta manusia yang berkepribadian muslim. Demikian halnya dalam tujuan pendidikan dasar Islam harus mengandung unsur akhlak mahmudah. Sehingga semua lini terintegrasi dengan baik. Stakeholder dalam pendidikan dasar Islam harus berakhlak mulia sehingga tujuan pendidikan dasar Islam berjalan dengan baik. 2. Merumuskan ciri-ciri dan kandungan kurikulum salah satu penentu jalannya sebuah pendidikan tidak terlepas dari kurikulum. Ciri-ciri dan isi kurikulum dalam pendidikan, khsusunya pendidikan dasar Islam harus menonjolkan pendidikan akhlak dan moral. Kurikulum yang betul-betul mencerminkan semangat, pemikiran dan ajaran yang menyeluruh, bersikap 16Janan, Pendidikan, 98 17Abuddin Nata, Pemikiran...., 209 110 AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 seimbang antara berbagai ilmu yang dikandung dalam kurikulum yang akan digunakan, menyeluruh dalam menata seluruh mata pelajaran yang diperlukan oleh peserta didik, dan disesuaikan dengan minat dan bakat anak peserta didik. 3. Membantu dalam merumuskan ciri-ciri guru profesional salah satu penentu seorang guru profesional dapat dilihat dari akhlaknya. Jika akhlak seorang guru baik bisa dipastikan dalam menjalankan tugasnyapun dia akan profesional. Sebagai calon guru profesional dalam pendidikan dasar Islam akhlak dan moralitas sangat menentukan dalam membentuk ciri-ciri guru profesional. Guru pendidikan dasar Islam selain memiliki kompetensi akademik, pedagogik dan sosial, juga harus memiliki kompetensi keperibadian. Yaitu peribadi yang beriman, bertakwa, ikhlas, sabar, zuhud, pemaaf, penyayang, mencintai dan melindungi, satu kata dan perbuatan, adil demokratis, manusiawi, rendah hati, senantiasa menambah ilmu dan pengalaman dan murah senyum. Akhlak-akhlak seperti itulah yang seharusnya tercermin dalam pribadi seorang guru pendidikan dasar Islam. 4. Membantu merumuskan kode etik dan tata tertib Pendidikan dasar Islam pemahaman terhadap akhlak dan moralitas dapat membantu dalam merumuskan kode etik dan tata tertib sekolah, khususnya yang berkenaan dengan akhlak para peserta didik. Kode etik dan tata tertib yang diterapkan melalui akhlak akan menjadikan seorang guru terasa dihormati sehingga suasana pembelajaran akan berjalan kondusif, semangat dalam menyampaikan materi juga akan berjalan dengan baik. Selanjutnya dalam proses pembelajaran suasana kelas akan tertib dan tenang, hubungan sesama akan terasa akrab, suasana akademik akan terasa kental, lingkungan belajar akan nyaman, aman dan damai, serta perestasi belajar para siswa akan meningkat. 5. Melahirkan manusia yang memiliki akhlak mulia dan karakter utama sesuai tujuan akhir yang ingin dicapai dalam pendidikan dasar Islam begitujuga dalam pendidikan akhlak menjadikan peserta didik sosok yang memiliki akhlak mulia dan mempunyai karakter utama. Dengan adanya akhlak dan moralitas dalam pendidikan dasar Islam tentunya akan melahirkan peserta didik yang berkrpibadian akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga nanti ketika dewasa anak akan memiliki jiwa yang selalu menebar kasih sayang dan menagamalkan akhlak mulia. 6. Membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif pemahaman terhadap akhlak dan moralitas akan membantu mewujudkan lingkungan Ahmad Sahnan Pandangan Islam Tentang Akhlak dan Moralitas... 111 pendidikan dasar Islam yang bersih, tertib, aman, damai, nyaman, yang mendukung terciptanya suasana belajar yang kondusif. Ketika konseptual tentnag akhlak dan moralitas diterapkan tentu akan menghasilkan pembelajaran yang bersih dan peserta didik belajar dengan nyaman dan terhindar dari penyakit. Dalam konsep akhalk dan moralitas pengajaran tentang cinta kebersihan, bersih jasmani dan rohani merupakan ajaran yang termuat dalam pendidikan akhlak dan moralitas. Lingkungan yang kondusif dalam pendidikan dasar Islam akan menjadikan peserta didik terhindar dari berbagai penyakit, dan terbiasa menyukai kebersihan dalam hidupnya. Kesimpulan Pengertian Akhlak sangat luas tidak hanya sekedar baik, buruk, etika dan moral. Akhlak menyangkut hubungan vertikal dan horizontal. Akhlak bersumber dari wahyu sedangkan yang lainnya berasal dari pemikiran manusia. Akhlak terbagi akhlak kepada Allah, Rasul, diri sendiri, keluarga, lingkungan, alam dan menjadi dasar-dasar akhlak adalah berupa al-Qur`an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Serta akal dan nurani manusia serta pandangan umum masyarakat. Implikasi pandangan Islam tentang akhlak mewajibkan pendidikan Islam agar membangun akhlak Islamiah pada peserta didik, baik yang menyangkut hubungan dengan Allah maupun dengan manusia dan sesama makhluk. Di awali dengan pengajaran dilanjutkan dengan cara pendidikan melalui pembiasaan, keteladanan, pengamalan, dibarengi contoh, serta penjelasan. Terus dibina demikian hingga akhirnya menjadi kebiasaan dan akhlak terhadap pendidikan dasar Islam ialahpemahaman tentang akhlak membantu merumuskan tujuan pendidikan, membantu dalam merumuskan ciri-ciri dan kandungan kurikulum, membantu dalam merumuskan ciri-ciri guru profesional, membantu merumuskan kode etik dan tata tertib sekolah, membantu kegiatan belajar mengajar, membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif. Daftar Pustaka Arifin, Muzayyin, 2003. Filsapat Pendidikan Islam, Jakarta Bumi Aksara. Asifuddin, Ahmad Janan, 2010. Mengikuti Pilar-Pilar Pendidikan Islam, Yogyakarta SUKA-Press. Assegaf, Rachman, 2011. Filsapat Pendidikan Islam, Jakarta Raja Grafindo Persada. 112 AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 Juwariyah, 2008. Pendidikan Moral Dalam Puisi Imam Syafi`i dan Ahmad Syauqi, Yogyakarta Bidang Akademik. Lahiji,Qurbani, Sang Imam AjaranEtika Ali Bin AbiThalib, Jakarta al-Huda. Marjuki, PengantarStudiKonsep-KonsepDasarEtikaDalam Islam, Yogyakarta Debut Wahana. Nata, Abuddin, 2012. Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat, Jakarta Rajawali Press. Nata, Abudin, 2017. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Jakarta Rajawali Press. Tafsir, Ahmad, 2004. Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam, Bandung Remaja Rosdakarya. Tafsir Ahmad, 2015. Ilmu Pendidikan Islam, Bandung Remaja Rosdakarya. Widodo, Semboro Ardi, 2003. Kajian Filosofis Pendidikan Barat dan Islam, Jakarta Fifamas. ... Korelasi akhlak dan pendidikan mencakup berbagai aspek yang dapat dijelaskan sebagai berikut 1 Akhlak merumuskan tujuan pendidikan. Determinasi akhlak sangat krusial dalam penetapan tujuan pendidikan Sahnan, 2019. Mizal menyatakan bahwa pemahaman akhlak yang baik dapat mengarah pada tujuan pendidikan, yaitu untuk membentuk manusia agar memiliki akhlak mulia atau kepribadian yang utama Mizal, 2019. ...... Akhlak dan kepribadian guru yang baik dapat dijadikan contoh dan teladan yang baik bagi semua siswanya; 4 Akhlak merumuskan kode etik pendidikan; tata peraturan dan kode etik yang menjadi landasan bagi warga sekolah seyogyanya harus berlandaskan pada kepribadian dan akhlak karimah. Determinasi akhlak selain memainkan peranan penting dalam penentuan tujuan pendidikan, juga mempengaruhi pembentukan nilai-nilai yang ditanamkan pada siswa dengan segala implementasinyaSahnan, 2019; 5 Akhlak menentukan metode dan pendekatan proses belajar mengajar. Tekad akhlak dilaporkan sangat penting untuk menentukan tujuan pendidikanSahnan, 2019.Dalam rangka menciptakan output sumber daya manusia yang berakhlak mulia, maka guru dan instansi pendidikan harus menggunakan metode dan pendekatan yang mampu membentuk karakter dan kepribadian siswa yang berakhlak terpuji; 6 Akhlak membentuk pendidikan yang tertib, damai, dan nyaman. ...... Determinasi akhlak selain memainkan peranan penting dalam penentuan tujuan pendidikan, juga mempengaruhi pembentukan nilai-nilai yang ditanamkan pada siswa dengan segala implementasinyaSahnan, 2019; 5 Akhlak menentukan metode dan pendekatan proses belajar mengajar. Tekad akhlak dilaporkan sangat penting untuk menentukan tujuan pendidikanSahnan, 2019.Dalam rangka menciptakan output sumber daya manusia yang berakhlak mulia, maka guru dan instansi pendidikan harus menggunakan metode dan pendekatan yang mampu membentuk karakter dan kepribadian siswa yang berakhlak terpuji; 6 Akhlak membentuk pendidikan yang tertib, damai, dan nyaman. Suasana belajar yang kondusif dan nyaman bagi siswa cenderung dapat lebih mudah terjadi ketika kepribadian mereka telah menunjukkan akhlakul karimah, baik suasana lingkungan sekolah maupun hubungan antara siswa dan guru atau hubungan antara siswa dan rangka merealisasikan keterkaitan antara akhlak dan pendidikan, yang mana mencerminkan kontribusi akhlak dalam meningkatkan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan integrasi dari proses pengajaran, keteladanan, dan praktik langsung. ... Umi MahmudahSefti ChirnawatiZaenal MustakimNur ZakiyahDewasa ini, akhlak siswa di Indonesia sangat memprihatinkan dan cenderung mengalami kemerosotan yang cukup drastis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potret pendidikan akidah akhlak siswa, yang difokuskan pada siswa madrasah. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi. Objek penelitian yang digunakan adalah siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah MIS Gombong, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Wawancara dilakukan dengan beberapa guru dan siswa untuk mendapatkan data primer langsung dari sumber utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepribadian siswa di MIS Gombong berkaitan pendidikan akhlak termasuk dalam kategori baik. Namun demikian, masih perlu berbagai bimbingan agar pendidikan akhlak mampu menjadi bekal siswa di kemudian hari, seperti masih ada siswa yang kurang memperhatikan adab serta sopan santun.... Nilai Akhlak Nilai akhlak merupakan suatu tindakan manusia yang diulang secara terus menerus dan akhirnya menjadi adat kebiasaan yang menyatu dalam kepribadiannya. Akhlak merupakan sikap yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terpuji dan tercela, antara perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin Sahnan, 2018 termasuk ke dalam birrul walidain, yang memiliki arti berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tua. Bentuk dari birrul walidain di antaranya adalah menyayangi, patuh dan taat pada perintah mereka, menghormati, dan mendoakan kedua orang tua kita. ...Ashila Asfa NabilaHeru PratiknoIn educational literature, including novels, there are many educational values that can be taken as learning and application in everyday life. The purpose of this study is to describe the values of Islamic education, the aspects contained in the novel Cinta Suci Zahrana by Habiburrahman El-Shirazy, and how to apply educational novels into learning values at school. The method used in this research is library research. The approach used is a qualitative approach. For data collection, a search for documentation materials will be carried out in the form of books, magazines, articles and the internet. The data collected is then analyzed using content analysis techniques. The results of the study conclude that the values of Islamic education contained in the novel Cinta Suci Zahrana by Habiburrahman El-Shirazy are the values of aqidah faith, the value of worship, and the last is the moral value. The aspects contained in the novel Cinta Suci Zahrana by Habiburrahman El-Shirazy are educational, moral, and historical and cultural aspects. The last is how to apply educational novels into learning values at school. Related to that, the use of the Cinta Suci Zahrana novel, which is rich in Islamic educational values such as the values of faith, worship, and morals, is highly recommended for teaching materials. Abstrak. Di dalam karya sastra yang mendidik di antaranya novel banyak sekali terkandung nilai-nilai pendidikan yang dapat diambil sebagai pembelajaran maupun penerapan di kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan Islam, aspek-aspek yang terkandung di dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El-Shirazy, dan cara pengaplikasian novel yang mendidik ke dalam suatu pembelajaran nilai-nilai di sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan. Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif. Untuk pengumpulan data akan dilakukan penelusuran bahan dokumentasi yaitu berupa buku-buku, majalah, artikel dan internet. Data yang terkumpul pada selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis isi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung di dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El-Shirazy adalah nilai aqidah iman, nilai ibadah, dan yang terakhir adalah nilai akhlak. Aspek-aspek yang terkandung di dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El-Shirazy adalah ada aspek edukatif, moral, dan aspek sejarah dan budaya. Yang terakhir adalah cara mengaplikasikan novel yang mendidik ke dalam suatu pembelajaran nilai-nilai di sekolah adalah berkaitan dengan itu pemanfaatan novel Cinta Suci Zahrana yang kaya akan nilai-nilai pendidikan Islam seperti nilai Iman, ibadah, dan akhlak ini sangat dianjurkan untuk bahan ajar.... Teori nilai guna utility apabila dianalisis dari teori maslahah, kepuasan bukan didasarkan atas banyaknya barang yang dikonsumsi tetapi didasarkan atas baik atau buruknya sesuatu itu terhadap diri dan lingkungannya. Jika mengkonsumsi sesuatu mendatangkan kemafsadatan pada diri atau lingkungan maka tindakan itu harus ditinggalkan sesuai dengan kaidah ushul fiqh "Menolak segala bentuk kemudharatan lebih diutamakan daripada menarik manfaat" Sahnan, 2019. ... Charisma Jalil IndranataThis study aims to determine the concept of consumption in the view of Al-Ghazali and Muhammad Abdul Mannan on its relevance to the consumption behavior of modern Muslim society. This type of research is library research using a quantitative approach method based on secondary in the form of books and related scientific journals in accordance with the theme of this research and primary data in the form of books from Al-Ghazali and Abdul Mannan. From the results of the study, it can be concluded that according to Al-Ghazali and Abdul Mannan Islamic provisions regarding consumption are controlled by five principles, namely justice, cleanliness principles, simplicity principles, generosity principles, and moral principles and there is a relevance between Al-Ghazali and Abdul Mannan's consumption concepts with The consumption pattern of modern Muslim society in Indonesia today is due to the awareness of modern Muslim society about the cleanliness of food consumption and simplicity in consumption. Modern Muslim society is more careful in terms of consumption health and avoids wasteful behavior in consuming things that are not really needed or are not primary needs... Keenam, menghasilkan lingkungan belajar yang bersih, teratur, aman, tenang, nyaman, dan kondusif. Konsep ini dapat diwujudkan dengan pengajaran, dilanjutkan dengan pendidikan pembiasaan, keteladanan, pengamalan, disertai dengan contoh serta penjelasan, dan pembinaan hingga menjadi karakter Sahnan, 2019. ...Ahmad ZuhdiAhmad Khairul NuzuliFebrianto FebriantoThe progress of the times and technology makes young adolescents absorb values from anywhere, including negative values. This has a serious impact on adolescent morals. This study wanted to see how the right da'wah strategy in fostering adolescent morals in the village of Bendung Air Kayu Aro. This research method is descriptive qualitative. Data collection is done by interview process. The results of the study show that there is success in communicating messages of moral values. This shows that the emotional, intellectual, and sensory tactics and principles used have brought positive changes to adolescents, as evidenced by the increase in the quality of adolescent worship and the increase in adolescent Choirul MuzainiAnisSutrisnoThe highest authority in Islam is the Qu’an. It is the beginning of faith, worship, morality and principles. One thing that should be taught to children is that the entire Qur'an is a guide for human life. The verses of the Qur'an and related sources can be a gateway for children to other Islamic educational tools, especially for passion and deepening of religious knowledge to develop healthy morals in accordance with Islamic law. Learning is seen as a lifelong learning process. Al-Qur'an teaching plays an important role in the formation of children's morals by providing guidance, lifelong learning and guidance on the formation of morals from an early age. Al- Qur'an and education play a role here, namely forming morals that are in accordance with the nation's civilization and developing the ability to educate people's lives. Islamic education is also a formal institution that organizes education based on the Qur'an with the aim of forming children's FithriyyaEdi Suresman Saepul AnwarAnimasi dalam konteks pendidikan dapat dijadikan sebagai media dalam menyampaikan nilai-nilai Islam. Konten animasi Riko The Series merupakan salah satu media edukasi yang menampilkan suasana islami dan dapat mempengaruhi nilai-nilai pendidikan islami bagi penontonnya. Dengan tampilan menarik yang sesuai dengan usia anak-anak, animasi yang diproduksi oleh Garis Sepuluh mengusung perpaduan sains, pendidikan, dan sains. Animasi Riko The Series bisa menjadi contoh dalam kehidupan dan membuat manusia menjadi insan kamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Riko The Series Animation. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik analisis konten pada naskah animasi Riko The Series season 1 episode 1 sampai 26. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa animasi Riko The Series mengandung nilai-nilai Pendidikan Islam yang tersebar di sepanjang episodenya. Nilai-nilai pendidikan Islam yang dimaksud meliputi pembelajaran dan internalisasi nilai-nilai keimanan, ibadah, dan akhlak. Penelitian ini merekomendasikan animasi Riko The Series sebagai media alternatif dalam pembelajaran nilai-nilai pendidikan Islam di sekolah khususnya mata pelajaran PAI dan Budi ImronAri Saidul MujazinMoral education plays an important role in forming superior human beings. This paper aims to describe the moral values contained in poetry or Geguritan "Nurani Peduli" by Handoyo Wibowo and look at the process of internalizing these moral values in students of the Baitul Huda Islamic elementary school Semarang city through the Javanese language course. In addition, this paper also aims to see the implications of internalizing these moral values for students. This paper uses a qualitative-phenomenological type of research that uses students, teachers, and school principals as research subjects. Based on the results of the study it was concluded that First, the moral values contained in geguritan include harmony, wisdom, humility, awareness, and development of taste. Second, the internalization process is carried out in three stages, namely the information stage by providing material on the moral values contained in Geguritan "Nurani Peduli", the appreciation stage through direction and guidance and exemplary students, and the value application stage by providing motivation and encouragement to students to apply good grades in the form of actions. Third, the implications of internalization can be seen from three aspects, namely cognitive, affective, and psychomotor. Characterized by the integration of learning materials with an attitude of empathy, awareness, tolerance, and a sense of responsibility in social life. Muhamad ArifMohd Kasturi Nor bin Abd AzizThis research is a novelty study, which discusses critical analysis, with a focus on the relevance of character education for students in 21st-century educational institutions from the perspective of As-Suhrawardiy in his book Adabul Muridin. The focus of the research is on how the model of moral education from the perspective of Sufism a study of As-Suhrawardiy's thoughts and how the relevance of As-Suhrawardiy's perspective of moral education in the 21st century. This study uses a literature review approach from As-Suhrawardiy's book Adabul Pupils. Analysis of research data, using analysis content as Elo et al and Marsh phases from data collection, coding, and reporting of the results. The results show that As-Suhrawardiy in his book Adabul Muridin explicitly states the importance of inculcating morals in the world of education, especially in the 21st century with the massive development of information technology. At the stage of As-Suhrawardiy's educational concept in explaining the concept of akhlaqi tasawwuf, there are three stages in strengthening moral education; takhalli the process of cleansing the human self from bad deeds, tahalli the process of filling from individuals by getting used to noble character in every action, and tajalli the process of muroqabah feeling the presence of Allah on the individual with his god. A concept that is quite relevant to the challenges in the 21st century involves strengthening character education and strengthening the 4C competencies of each WahyuningsihYusuf HanafiahThe book of Al-Akhlaq Lilbanat by Sheikh Umar ibn Ahmad Baradja can be used as an intermediary in overcoming the current moral condition. The purpose of this article was to find out the moral education values in the book Al-Akhlaq Lilbanat. This paper was a study of Sheikh Umar ibn Ahmad Baradja's views regarding women's moral education, using a library research model with data sources from the book Al-Akhlaq Lilbanat. The data collection techniques used are content analysis and deduction methods by concluding data sources and then analyzing them in detail. The results of the study indicate that the values of moral education in the books of Al-Akhlaq Lilbanat volumes I and II are interrelated, such as morality towards Allah SWT, Prophet Muhammad saw, family, relatives, servants, neighbors, teachers, and friends. Volume III contains some women's etiquette in doing things. The values of moral education in the book Al-Akhlaq Lilbanat are in line with Islamic education as well as actual conditions for women in the contemporary era of Indonesia. This book can be used as a guide that was practical and easy to understand and can be a solution to handling problems that occur in the contemporary Basyir Faiz Maimun SholehIn Indonesia, honesty does not thrive. The enormous number of cases of corruption and deception strongly demonstrate this. However, many people keep promoting the significance of honesty in a variety of ways, such as publishing hadith memes on honesty on Instagram. At least four accounts have done it in different ways. One of them includes both the hadith text and its translation, while the others merely provide the translation. The objective of this research is to determine which type of meme has the most influence in society, especially in Indonesia. This research is presented using descriptive-analytic methods. The qualitative approach would identify and analyze society's responses to each meme type to achieve the aforementioned goal. Once both sides are compared, the second one has greater interest than the first. In other words, Indonesians are unconcerned about the text of the hadith as long as they understand its Moral Dalam Puisi ImamSyafìi dan Ahmad SyauqiJuwariyahJuwariyah, 2008. Pendidikan Moral Dalam Puisi ImamSyafìi dan Ahmad Syauqi, Yogyakarta Bidang LahijiLahiji,Qurbani, Sang Imam AjaranEtika Ali Bin AbiThalib, Jakarta PengantarStudiKonsep-KonsepDasarEtikaDalam IslamMarjukiMarjuki, PengantarStudiKonsep-KonsepDasarEtikaDalam Islam, Yogyakarta Debut Pendidikan Islam dan BaratAbuddin NataNata, Abuddin, 2012. Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat, Jakarta Rajawali Pendidikan Dalam Persfektif IslamAhmad TafsirTafsir, Ahmad, 2004. Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam, Bandung Remaja Pendidikan Islam, Bandung Remaja Rosdakarya. Widodo, Semboro ArdiTafsir AhmadTafsir Ahmad, 2015. Ilmu Pendidikan Islam, Bandung Remaja Rosdakarya. Widodo, Semboro Ardi, 2003. Kajian Filosofis Pendidikan Barat dan Islam, Jakarta Fifamas.HubunganAkidah dengan Akhlak Realisasi Iman dalam Kehidupan Sehari-hari BAB 11. AKHLAK DAN BEBERAPA TINJAUANNYA TERHADAPNYA Pengertian Akhlak Dasar Hukum Akhlak Tujuan Akhlak Pembagian Akhlak BAB 12. AKHLAK TEKode : Stok UJI (AKHLAKUL MAHMUAH) Akhlak yang Berhubungan dengan Allah Akhlak Diri Sendiri Akhlak terhadap Akhlak Terhadap Allah Dan Rasul "Tafsir Surat al-Hujurat Ayat 1-9" Abstract Tema utama surat al-Hujurat adalah mengenai akhlak, mulai dari akhlak terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya, akhlak terhadap diri sendiri, sampai akhlak kepada orang lain, baik yang Muslim maupun yang non Muslim. Pembahasan ini hanya dibatasi pada tuntunan akhlak terhadap Alah dan Rasulullah, sebagaimana yang tercantum dalam sembilan ayat pertama dari surat ini. Ayat pertama sebagai mukadimah meletakkan dasar dari semua nilai-nilai yang akan disampaikan dalam keseluruhan isi surat, yaitu jangan mendahului Allah dan Rasul-Nya dalam segala hal. Dalam konteks para sahabat, mereka tidak boleh memutuskan sesuatu, apalagi masalah ibadah, sebelum ada petunjuk dari Allah dan Rasul-Nya.
Menghadirkanniat yang ikhlas karena Allah dan mengharapkan pahalaNya. Berharaplah naungan dan pertolongan Allah ( khauf wa raja’) harus dengan seimbang. Membaca isti’adzah (a’udzu billahiminasysyaithan nirrajiim) dan basmalah. Konsentrasi, mengosongkan dari hal-hal yang mengganggu. Membatasi pikiran atau fokus hanya dengan bacaan Alquran.
Al-Qur’an mengakui secara tegas bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak yang sangat agung. Bahkan dapat dikatakan bahwa pertimbangan konsideran pengangkatan beliau sebagai Nabi adalah keluhuran budi pekertinya. Hal ini dipahami dari wahyu ketiga yang antara lain menyatakan bahwa وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ "Sesungguhnya engkau Muhammad berada di atas akhlak yang agung." QS Al-Qalam [68] 4. Kata "di atas" menurut ulama ahli tafsir Muhammad Quraish Shihab 2000 mempunyai makna yang sangat dalam, melebihi kata lain, misalnya, pada tahap atau dalam keadaan akhlak mulia. Al-Qur’an surat Al-An'am ayat 90 menyebutkan dalam rangkaian ayat-ayatnya 18 nama Nabi/Rasul. Setelah kedelapan belas nama disebut, Allah berpesan kepada Nabi Muhammad SAW "Mereka itulah yang telah memperoleh petunjuk dari Allah, maka hendaknya kamu meneladani petunjuk yang mereka peroleh." أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۖ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ ۗ قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا ۖ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرَىٰ لِلْعَالَمِينَ “Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan Al-Quran". Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.” QS Al-An’am 90 Ulama-ulama tafsir menyatakan bahwa Nabi Saw. Pasti memperhatikan benar pesan ini. Hal itu terbukti antara lain, ketika salah seorang pengikutnya mengecam kebijaksanaan beliau saat membagi harta rampasan perang, beliau menahan amarahnya dan menyabarkan diri dengan berkata "Semoga Allah merahmati Musa as. Dia telah diganggu melebihi gangguan yang kualami ini, dan dia bersabar maka aku lebih wajar bersabar daripada Musa as.." Karena itu pula sebagian ulama tafsir menyimpulkan, bahwa pastilah Nabi Muhammad SAW telah meneladani sifat-sifat terpuji para nabi sebelum beliau. Nabi Nuh dikenal sebagai seorang yang gigih dan tabah dalam berdakwah. Nabi Ibrahim dikenal sebagai seorang yang amat pemurah serta amat tekun bermujahadah mendekatkan diri kepada Allah. Nabi Daud dikenal sebagai nabi yang amat menonjolkan rasa syukur serta penghargaannya terhadap nikmat Allah. Nabi Zakaria Yahya dan Isa adalah nabi-nabi yang berupaya menghindari kenikmatan dunia demi mendekatkan diri kepada Allah SWT. Nabi Yusuf terkenal gagah, dan amat bersyukur dalam nikmat dan bersabar menahan cobaan. Nabi Yunus a. s. Diketahui sebagai nabi yang amat khusyuk ketika berdoa, Nabi Musa terbukti sebagai nabi yang berani dan memiliki ketegasan, Nabi Harun sebaliknya, adalah nabi yang penuh dengan kelemahlembutan. Demikian seterusnya, dan Nabi Muhammad Saw. meneladani semua keistimewaan mereka itu. Ada beberapa sifat Nabi Muhammad yang ditekankan oleh Al-Quran, antara lain لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ "Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu umat manusia, serta sangat menginginkan kebaikan untuk kamu semua, lagi amat tinggi belas kasihannya serta penyayang terhadap orang-orang mukmin." QS Al-Taubah [9] 128. Begitu besar perhatiannya kepada umat manusia, sehingga hampir-hampir saja ia mencelakakan diri demi mengajak mereka beriman baca QS Syu'ara [26] 3. Begitu luas rahmat dan kasih sayang yang dibawanya, sehingga menyentuh manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk-makhluk tak bernyawa. لَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ أَلَّا يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ “Boleh jadi kamu Muhammad akan membinasakan dirimu, karena mereka tidak beriman.” QS Syu'ara [26] 3 Sebelum Eropa memperkenalkan Organisasi Pencinta Binatang, Nabi Muhammad telah mengajarkan, "Bertakwalah kepada Allah dalam perlakuanmu terhadap binatang-binatang, kendarailah dan makanlah dengan baik." "Seorang wanita terjerumus ke dalam neraka karena seekor kucing yang dikurungnya." "Seorang wanita yang bergelimang dosa diampuni Tuhan karena memberi minum seekor anjing yang kehausan." Rahmat dan kasih sayang yang dicurahkannya sampai pula pada benda-benda tak bernyawa. Susu, gelas, cermin, tikar, perisai, pedang, dan sebagainya, semuanya beliau beri nama, seakan-akan benda-benda tak bernyawa itu mempunyai kepribadian yang membutuhkan uluran tangan, rahmat, kasih sayang, dan persahabatan. Diakui bahwa Muhammad diperintahkan Allah untuk menegaskan bahwa, قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا "Katakanlah Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." QS Al-Kahf [18] 110 Beliau adalah manusia seperti manusia yang lain dalam naluri, fungsi fisik, dan kebutuhannya, tetapi bukan dalam sifat-sifat dan keagungannya, karena beliau mendapat bimbingan Tuhan dan kedudukan istimewa di sisi-Nya, sedang yang lain tidak demikian. Seperti halnya permata adalah jenis batu yang sama jenisnya dengan batu yang di jalan, tetapi ia memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh batu-batu lain. Dalam bahasa tafsir Al-Qur'an, "Yang sama dengan manusia lain adalah basyariyah bukan pada insaniyah." Perhatikan bunyi firman tadi basyarun mitslukum bukan insan mitslukum. Atas dasar sifat-sifat yang agung dan menyeluruh itu, Allah menjadikan beliau sebagai teladan yang baik sekaligus sebagai syahid pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا "Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasul teladan yang baik bagi yang mengharapkan ridha Allah dan ganjaran di hari kemudian dan dia banyak menyebut Allah." QS Al-Ahzab [33] 2l. Keteladanan tersebut dapat dilakukan oleh setiap manusia, karena beliau telah memiliki segala sifat terpuji yang dapat dimiliki oleh manusia. Dalam konteks ini, Abbas Al-Aqqad, seorang pakar Muslim kontemporer menguraikan bahwa manusia dapat diklasifikasikan ke dalam empat tipe seniman, pemikir, pekerta, dan yang tekun beribadah. Sejarah hidup Nabi Muhammad membuktikan bahwa beliau menghimpun dan mencapai puncak keempat macam manusia tersebut. Karya-karyanya, ibadahnya, seni bahasa yang dikuasainya, serta pemikiran-pemikirannya sungguh mengagumkan setiap orang yang bersikap objektif. Karena itu pula seorang Muslim akan kagum berganda kepada beliau, sekali pada saat memandangnya melalui kacamata ilmu dan kemanusiaan, dan kedua kali pada saat memandangnya dengan kacamata iman dan agama. Banyak fungsi yang ditetapkan Allah bagi Nabi Muhammad antara lain sebagai syahid pembawa berita gembira dan pemberi peringatan QS Al-Fath [48] 8, yang pada akhirnya bermuara pada penyebarluasan rahmat bagi alam semesta. Di sini fungsi beliau sebagai syahid/syahid akan dijelaskan agak mendalam. Demikian itulah Kami jadikan kamu umat pertengahan, agar kamu menjadi saksi terhadap manusia, dan agar Rasul Muhammad menjadi saksi terhadap kamu ... QS Al-Baqarah [2] 143 Kata syahid/syahid antara lain berarti "menyaksikan," baik dengan pandangan mata maupun dengan pandangan hati pengetahuan. Ayat itu menjelaskan keberadaan umat Islam pada posisi tengah, agar mereka tidak hanyut pada pengaruh kebendaan, tidak pula mengantarkannya membubung tinggi ke alam ruhani sehingga tidak berpijak lagi di bumi. Mereka berada di antara keduanya posisi tengah, sehingga mereka dapat menjadi saksi dalam arti patron/teladan dan skala kebenaran bagi umat-umat yang lain, sedangkan Rasulullah yang juga berkedudukan sebagai syahid saksi adalah patron dan teladan bagi umat Islam. Kendati ada juga yang berpendapat bahwa kata tersebut berarti bahwa Nabi Muhammad akan menjadi saksi di hari kemudian terhadap umatnya dan umat-umat terdahulu, seperti bunyi firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Nisa' 4 41 فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰؤُلَاءِ شَهِيدًا “Maka bagaimanakah halnya orang-orang kafir nanti apabila Kami menghadirkan seorang saksi dari tiap-tiap umat dan Kami hadirkan pula engkau hai Muhammad sebagai saksi atas mereka.” QS Al-Nisa, [4] 41. Tingkat syahadat persaksian hanya diraih oleh mereka yang menelusuri jalan lurus shirath al-mustaqim, sehingga mereka mampu menyaksikan yang tersirat di balik yang tersurat. Mereka yang menurut Ibnu Sina disebut "orang yang arif," mampu memandang rahasia Tuhan yang terbentang melalu qudrat-Nya. Tokoh dari segala saksi adalah Rasulullah SAW. Yang secara tegas di dalam ayat ini dinyatakan "diutus untuk menjadi syahid saksi." Editor Muchlsihon b1Ep.